Jenius! Tiga Mahasiswa UGM Ini Berhasil Ciptakan Obat Patah Tulang Dari Limbah Ceker Ayam

By Farah Karsetia, Sabtu, 20 Juli 2019 | 15:15 WIB
Ilustrasi patah tulang dan ceker (Sajian Sedap dan Grid Health)

Hasil pengujian menyebut Betagraft dalam bentuk gel ini lebih efektif dibandingkan dengan implan konvensional.

Hal ini karena kelebihannya yang bisa fleksibel dan dapat menjangkau pada seluruh fragmen patahan tulang.

Selain itu, formulasinya mengandung material BCP yang berupa nanokristalin.

Formula ini memiliki ukuran yang mirip dengan jaringan tulang normal.

Ilustrasi patah tulang
"Fakta ini memungkinkan produk ini lebih cepat diabsorbsi dibandingkan biomaterial konvensional karena bila ditinjau dari luas kalus dan histopatologi sebagai parameter kesembuhan, betagraft mampu mempercepat kesembuhan fraktur dibandingkan bone graft konvensional," tandasnya.

Baca Juga: Review Kopi Goh Leng, Nikmatnya Kopi Khas Padang yang Disajikan Dalam Gelas Wine

Inovasi ceker tersebut berawal dari jumlah kasus patah tulang di Indonesia yang jumlahnya meningkat setiap tahun.

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia pada 2010, insidensi fraktur mencapai lebih dari 43 ribu kasus.

Padahal patah tulang atau fraktur tak hanya menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang.