Suka Makan Tahu? Selamat, Ternyata Bisa Menghindari Tubuh dari Penyakit Mematikan Ini! Salah Satunya Kanker Prostat
SajianSedap.com - Apakah Anda sering makan tahu?
Tahu biasanya menjadi pilihan makanan di rumah setiap hari.
Harganya yang murah dan bisa ditemukan di mana-manan menjadikan tahu makanan favorit orang Indonesia.
Tahu yang Anda makan sehari-hari dibuat dari dadih kedelai.
Secara alami, tahu bebas gluten dan rendah kalori.
Bahkan tahu disebut-sebut tidak mengandung kolesterol 'jahat', serta merupakan sumber zat besi dan kalsium.
Baca Juga: Bau Mulut Bikin Malu dan Gak Pede? Konsumsi 4 Buah Ini Dijamin Ampuh loh!
Sebagai sumber protein penting, tahu aman dikonsumsi oleh mereka yang menerapkan pola diet vegan dan vegetarian.
Selain itu, tahu ternyata bisa melawan deretan penyakit berbahaya seperti di bawah ini:
Deretan Manfaat Tahu
Dikutip dari Wartakota, di dalam tahu terdapat kandungan isoflavon seperti fitoestrogen.
Isoflavon memiliki sifat estrogen-agonis atau estrogen-antagonis.
Baca Juga: Ajaib! Tanpa Operasi, Batu Ginjal Ternyata Bisa Keluar Sendiri Hanya Dengan Konsumsi 5 Makanan Ini!
Zat itu dapat membantu melindungi terhadap beberapa penyakit kanker, penyakit jantung, dan osteoporosis.
Selain itu, mengonsumsi makanan nabati seperti tahu memiliki risiko lebih rendah terhadap kondisi obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Manfaat tahu untuk kesehatan juga dapat meningkatkan kecantikan kulit dan rambut, meningkatkan energi tubuh, dan membantu menjaga berat badan sehat.
Penelitian menunjukkkan bahwa tahu memiliki isoflavon tingkat tinggi yang menekan risiko lebih rendah penyakit yang berkaitan usia dan gaya hidup.
1. Penyakit Kardiovaskular
Isoflavin kedelai telah ditemukan untuk membantu mengurangi kadar kolesterol 'jahat' alias LDL.
Meskipun dampaknya, tahu tidak meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Tahu juga menurunkan berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan kolesterol total.
FDA telah menetapkan 25 gram protein kedelai sehari sebagai asupan minimum yang dibutuhkan untuk memengaruhi kadar kolesterol.
Mengonsumsi tahu sebagai alternatif protein hewani dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, mengurangi risiko aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Siapa Sangka Cuma dengan Minum Air Rebusan Kelapa, Tubuh Akan Rasakan 8 Hal Mencengangkan Ini!
2. Kanker Payudara dan Prostat
Beberapa penyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pada masa lalu, kebingungan timbul tentang keamanan mengonsumsi kedelai setelah diagnosis kanker payudara.
Alasannya, isoflavon memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen.
Kadar estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Namun, mengonsumsi jumlah moderat atau kurang dari dua porsi sehari, dari makanan kedelai utuh, tidak memengaruhi pertumbuhan tumor atau risiko terkena kanker payudara.
Sebaliknya, ada bukti yang berkembang bahwa asupan kedelai secara teratur dapat mengurangi kekambuhan kanker payudara.
Meski begitu, buktinya belum cukup kuat untuk merekomendasikan kedelai kepada semua penderita kanker payudara.
Para peneliti meminta lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi bagaimana genistein bekerja.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Ternyata Pahitnya Biji Duku Ampuh Sembuhkan Penyakit Ini, Intip Cara Raciknya
Baca Juga: Banyak Kecoa Berkeliaran di Dapur Anda? Coba Gunakan Bahan Alami Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!
Selain itu, bagaimana tahu dapat digunakan secara terapeutik, dan ketersediaan hayati, atau seberapa baik tubuh dapat menyerapnya.
3. Diabetes Tipe 2
Orang dengan diabetes tipe 2 sering mengalami penyakit ginjal.
Akibatnya, tubuh mengeluarkan jumlah protein yang berlebihan dalam urine.
Bukti dari satu penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang hanya mengonsumsi protein kedelai dalam diet mereka mengeluarkan lebih sedikit protein ketimbang mengonsumsi protein hewani.
Para peneliti mengusulkan bahwa protein kedelai bermanfaat bagi pasien dengan diabetes tipe 2.
4. Fungsi Ginjal
Protein, khususnya protein kedelai, dapat meningkatkan fungsi ginjal, dan bisa bermanfaat bagi orang yang menjalani dialisis atau transplantasi ginjal.
Satu analisis meta dari sembilan percobaan menunjukkan efek positif kedelai pada beberapa biomarker dari penderita penyakit ginjal kronis.
Alasannya, karena kandungan proteinnya berdampak pada kadar lipid dalam darah.
5. Osteoporosis
Isoflavon kedelai dapat membantu mengurangi keropos tulang dan meningkatkan kepadatan mineral tulang, terutama setelah menopause.
Protein kedelai juga dilaporkan mengurangi beberapa gejala menopause lainnya.
6. Gejala menopause
Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa mengonsumsi produk kedelai dapat membantu meringankan gejala menopause seperti hot flashes.
Gejala menopause setiap perempuan mungkin berbeda.
Hot flash jarang menghampiri perempuan Asia karena kerap mengonsumsi makanan berbahan kedelai.
Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi produk kedelai yang kaya genistein dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan hot flashes.
Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa yang terjadi dan mengapa.
7. Kerusakan Hati
Satu studi pada tikus menunjukkan bahwa semua jenis tahu dapat membantu mencegah kerusakan hati yang disebabkan radikal bebas.
Baca Juga: Kesal Karena Susah Tidur? Coba Makan Buah Kiwi dan Keajaiban Ini Akan Langsung Terjadi!
8. Penyakit Otak Terkait Usia
Studi populasi telah menunjukkan bahwa di daerah-daerah yang masyarakatnya mengonsumsi lebih banyak kedelai, lebih rendah mengalami gangguan mental yang berkaitan usia.
Namun, hasilnya beragam.
Satu kelompok penelitian menunjukkan bahwa pengobatan dengan isoflavon kedelai meningkatkan memori nonverbal, kelancaran verbal dan fungsi lainnya.
Ketika kelompok yang sama dilakukan penelitian kecil lebih lanjut, melibatkan 65 orang di atas usia 60 tahun dengan Alzheimer.
Peneliti tidak menemukan bahwa isoflavin kedelai menawarkan manfaat kognitif.
Namun, temuan yang diterbitkan pada 2017 menunjukkan bahwa produk kedelai dapat membantu penderita Alzheimer karena kandungan lesitinnya.
Lesitin membantu tubuh memproduksi asam fosfatidat fosfolipid (PA) dan fosfatidilserin (PS) fosfolipid.
PA dan PS memainkan peran penting dalam fungsi neuron di otak. (Medical News Today).
Tapi hati-hati, mengonsumsi tahu berlebihan juga dapat menimbulkan risiko.
Tahu diproduksi menggunakan cara mengentalkan susu kedelai yang kemudian menjadi dadih.
Dadih kemudian ditekan dan dipadatkan ke dalam blok putih seperti mencetak agar-agar yang dikenal sebagai tahu.
Fakta tentang tahu
* Tahu adalah sumber protein penting bagi pelaku vegetarian dan vegan.
* Tahu dapat membantu menurunkan kolesterol jahat atau LDL.
* Meringankan gejala-gejala menopause.
* Satu blok tahu mengandung 177 kalori.
Pola makan yang mengandung beragam makanan nabati berkontribusi terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Baca Juga: Dari Lele Sampai Mujaer, Benarkah Konsumsi Ikan yang Makan Kotoran Bisa Berbahaya Untuk Tubuh?
Baca Juga: Kesal Banyak Kutu di Beras Anda? Cuma Gunakan Bahan Dapur Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!