SajianSedap.com - Sejumlah pertanyaan tentang kapan berakhirnya virus corona terus berdatangan kepada pihak terkait.
Sikap optimis pun ditunjukan langsung oleh Jokowi yang menyebut jika virus corona hanya akan sampai akhir tahun ini.
Namun, pendapat berbeda justru disampaikan oleh para peneliti ini.
Tim peneliti dari Harvard menyebut Wabah virus corona dapat berlanjut hingga hingga akhir tahun 2024.
Untuk itu pemberlakuan jarak sosial mungkin harus diperpanjang sampai 2022.
Temuan ini kontras dengan perkiraan optimis dari Presiden AS Donald Trump bahwa beberapa negara bagian AS akan dapat melonggarkan langkah-langkah jarak sosial pada akhir April nanti.
Bisa muncul kembali empat tahun mendatang
Dilansir dari South China Morning Post, Makalah yang ditulis oleh lima peneliti dengan Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa kemunculan kembali virus corona mungkin terjadi dalam empat tahun ke depan.
Penelitian ini memang tidak mengatakan bahwa langkah-langkah jarak sosial perlu tetap dilakukan selama dua tahun ke depan.
Tetapi menjaga jarak yang berkepanjangan atau bila diperlukan mungkin diterapkan hingga 20w2.
Kecuali jika vaksin atau perawatan yang lebih baik untuk pasien terinfeksi virus corona sudah tersedia.
Atau kapasitas perawatan kritis bisa meningkat secara substansial.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
“Bahkan jika terjadi eliminasi yang jelas, pengawasan Sars-CoV-2 harus dipertahankan karena kebangkitan dalam penularan dapat dimungkinkan hingga tahun 2024,” kata para peneliti.
Negara-negara di seluruh dunia telah memperkenalkan langkah-langkah menjauhkan sosial.
Seperti pembatasan pada pertemuan, penutupan sekolah dan mengurangi kegiatan di luar ruangan yang tidak penting, dalam upaya untuk membendung penyebaran virus corona.
Pandemi yang merupakan krisis kesehatan publik global terburuk sejak perang dunia kedua ini telah menewaskan lebih dari 128.000 orang di seluruh dunia.
Ditambah lagi dengan jumlah infeksi yang melewati 2 juta kasus.
Dengan lebih dari 600.000 kasus dan jumlah kematian lebih dari 26.000 kasus, Amerika Serikat telah menjadi negara yang paling terpukul sejak wabah pertama kali dilaporkan di China pada bulan Desember 2019 lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa jumlah kasus infeksi belum memuncak.
Sementara IMF mengatakan resesi yang disebabkan oleh virus ini sangat mungkin menjadi yang terburuk sejak Depresi Hebat pada tahun 1930-an.