Kala itu, istrinya hanya meminta izin untuk membeli obat.
“Sejak itu, dia pergi enggak kembali sampai sekarang,” kisah Hasran mengenang kepergian istrinya dua tahun lalu.
Dua bulan mencari, Hasran tak kunjung mengetahui keberadaan istrinya.
Belakangan dia baru mengetahui bahwa istrinya telah menikah dengan pria lain.
“Mereka kenalan lewat Facebook,” terang dia.
Sejak itu, anaknya dirawat oleh neneknya saat Hasran bekerja di salah satu tempat penjualan pentol (bakso) di Samarinda Sebrang.
Namun, sebulan terakhir, ibu Hasran juga minggat seusai menggadaikan sertifikat rumah peninggalan almarhum ayahnya ke pihak bank untuk modal usaha.
“Ibu sudah pergi tinggal bersama saudara. Sekarang sisa kami berdua (Hasran dan anaknya) tinggal di rumah itu. Kalau enggak bisa bayar, bisa ditarik bank,” tutur dia.
Jika ramai order masuk, Hasran bisa mengantongi uang sebesar Rp 100.000.