“Wilayah selatan Asia merupakan wilayah yang penting bagi kami. Wilayah ini berkontribusi masing-masing sebesar 10% dari ekspor daging sapi dan domba Australia. Kami memiliki staf dan tenaga teknis yang terdedikasi di wilayah ini untuk memastikan kami dapat terus memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan dan konsumen.
Kami percaya, bahwa investasi kami baik di peternakan maupun di sepanjang rantai pasokan, termasuk di negara tujuan, menempatkan kami pada posisi solid yang memastikan bahwa konsumen dan pelanggan kami dapat menikmati daging sapi dan domba Australia pada berbagai kesempatan," ujar Jason.
Baca Juga: Resep Bistik Daging Panggang Enak, Untuk Teman Makan Malam nan Mewah
Bagi eksportir dan calon operator yang ingin masuk ke pasar Asia Tenggara, para perwakilan perusahaan, yaitu Rick Stephen, SATS; Ynyr Jones, Classic Fine Foods; David Whitehead, Mavin Group dan Filippo Candrini, Happyfresh – pada diskusi panel, menegaskan pentingnya memahami preferensi konsumen dan kebutuhan untuk berinvestasi pada kemitraan dan edukasi.
Negara-negara dan pasar di Asia Tenggara berada pada berbagai tingkat kematangan sementara perekonomiannya bergerak naik, oleh karena itu perencanaan jangka panjang sangat dibutuhkan., khususnya seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Daging sapi dan domba asal Australia sudah dikenal karena kualitasnya dan terdapat peluang dalam segmen premium yang terus berkembang.
Memahami target konsumen dan segmen pasar merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan branding daging asal Australia tidak tergerus atau turun.
Konsumsi daging merah di Asia Tenggara, berdasarkan proyeksi FAO-OECD, diharapkan terus bertumbuh dengan stabil setiap tahunnya, didorong dengan meningkatnya pendapatan, populasi penduduk dan keinginan untuk bereksplorasi pada jenis kuliner dan pengalaman yang baru.
Proporsi daging sapi pada pola makan konsumen di Asia Tenggara cenderung rendah dibandingkan dengan ikan, dan daging ayam.