Sang suster pun mengaku kalau dirinya disuruh untuk memata-matai Nindy oleh keluarga Aska.
"Ternyata saya membuka itu semua. Lia itu ditugaskan untuk memata-matai saya. Memvideokan saya sedang ngapain saja, sama siapa, ngapain aja, dan disuruh mengambil surat-surat berharga di dalam brankas saya. Itu Lia yang ambil dan diserahkan kepada adik kandung Aska", kata Nindy yang dibenarkan oleh sang suster.
"Jadi mereka bicara baik-baik saja, tapi sudah sampai urusaannya ke harta-harta. Jadi sertifikat rumah, BPKB, surat berharga diambil oleh mereka", kata Nindy lagi.
Dengan tegas, Nindy yang 11 tahun menikah dengan Aska pun menekankan kalau dirinya punya hak penuh atas harta keluarganya.
"Kan katanya baik-baik saja sama saya, tapi melakukan hal seperti ini, mau ngapain gituloh?"
"Saya punya hak 100 persen atas apapun itu urusan harta-harta. Saya mikirin aja juga enggak gitu. Cuma intinya sekarang dapet informasi kalau Aska memberikan surat kuasa. Harusnya surat kuasa itu diperlihatkan dulu pada saya, baru kemudian silahkan buka brankas. Saya aja gak ada buka-buka, kok itu dilakukan dulu", ucap Nindy tegas.
Nindy bahkan juga membongkar fakta kalau keluarga Aska ingin keduanya rujuk.
Padahal sejak awal, Nindy mengetahui kalau keluarga sudah setuju dengan perceraian keduanya.
"Padahal yang saya pahami pihak keluarga setuju saya melakukan perceraian, gak ada masalah kok. Tapi pihak pengacara bilang keluarganya ingin mendamaikan apa segala macem, ini kan bukan damai jadinya, malah jadi keruh panjang", ceritanya.
"Untuk apa sih, saya pun sedang dalam kondisi tidak tenang. Saya pun terpecah belah, urusan anak, urusan segala macem. Saya biasa ada pasangan, tiba-tiba pasangan saya gak ada. Jadi gak mudah untuk melakukan hal ini, cuma ditambah lagi dengan hal-hal lain yang dilakukan keluarga suami saya. Sekarang fokus dulu apa yang harus kita lakukan, kok ini urusan harta duluan", tutup Nindy.