Sajiansedap.com - Wajib jadi perhatian bagi anda yang merupakan penggemar mi telur.
Mi telur memang sangat terkenal dengan mudah patah dan sangat lembek.
Tapi tenang saja ada solusi mudah yang bisa dicoba kok!
Dijamin mi telur tidak lagi mudah patah dan rasanya jadi makin enak.
Adonan mi memiliki tekstur yang lentur.
Pasalnya, mi terbuat dari tepung bergluten tinggi yang diuleni hingga mulur.
Karena itu, adonan mi bisa ditarik-tarik membentuk pasta panjang.
Baca Juga: Resep Mi Celor Khas Palembang, Mi Rebus Nusantara Dengan Rasa yang Istimewa
Ketika dimasak, ada mi yang benar-benar lentur, ada pula mi yang mudah patah.
Nah, sebelum dimasak, simak tips jitu mengolah mi telur ini terlebih dahulu.
Jangan sampai anda menyesal tidak tahu ya.
Merebus Mi
Hal yang mempengaruhi sifat mi ini tentu saja suhu memasak yang tinggi.
Ketika dipanaskan, mi jadi lebih mudah patah.
Nah, jika kebetulan menggunakan mi yang seperti ini, jangan memilih olahan yang harus diaduk terlalu sering seperti mi goreng.
Sebelum dimasak bersama bumbu, sebaiknya mi harus dimatangkan terlebih dahulu dengan cara direbus.
Perebusan ini juga berfungsi untuk menghilangkan lapisan tepung atau sagu tambahan pada mi.
Karena, adonan mi mudah menempel sehingga sebelum proses pengeringan di pabrik, mi harus dilapisi tepung dahulu.
Proses perebusan mi tidak boleh terlalu lama.
Rebuslah cukup sampai mi tidak keras saja.
Pasalnya, semakin lama direbus, semakin mudah hancur bahan makanan berkarbohidrat tinggi ini.
Apalagi, nantinya mi akan dimasak kembali bersama bumbu-bumbu.
Memasak Mi
Jika ingin membuat hidangan mi yang banyak diaduk seperti mi goreng, setidaknya minimalkan kemungkinan mi untuk patah.
Baca Juga: Resep Mi Kuah Asam, Menu Sarapan Sedap yang Bisa Bangkitkan Semangat Di Pagi Hari
Caranya, cukup lumuri dahulu mi dengan berbagai saus sebelum ditumis.
Jadi, proses penumisan nantinya akan lebih singkat dan berfungsi untuk menyatukan rasa saja.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Kita tidak perlu khawatir mi yang kita sajikan akan patah.
Nah, itulah tipsjitu mengolah mi mentah dengan benar sebelum dimasak dengan aneka bumbu.
Dijamin, hidangan kita semakin sedap.
Selamat memasak dan berkreasi.
Jangan Lagi Mi Ayam Ditambah 2 Bahan Favorit Ini
1. Saus Sambal Tak Bermerek
Pernahkah Anda melihat orang yang makan mi ayam dengan banyak sekali saus sambal?
Saking banyaknya, warna minya sampai berubah jadi merah merona.
Baca Juga: Resep Bakmi Goreng, Pilihan Mi Goreng Nikmat Untuk Pilihan Menu Sarapan Hari Ini
Ya, saus sambal memang jadi favorit lantaran memberikan tambahan rasa asam, gurih dan sedikit pedas pada mi ayam .
Namun sayang, banyak pedagang bakso yang menggunakan saus sambal curah yang tak jelas bahan bakunya.
Saus sambal ini tentu saja jauh lebih murah harganya.
Sebenarnya, mengonsumsi saus sambal tentu boleh-boleh saja sebenarnya, asal kita yakin kalau saus yang kita telan adalah saus berkualitas baik.
Untuk itu, kenali dulu ciri-ciri saus sambal palsu yang pelan-pelan bisa membunuh Anda.
Yuk kita simak bersama-sama.
1. Saus sambal palsu biasanya lebih kental ketimbang saus sambal yang asli.
Saking kentalnya, biasanya kita harus menghentakkan botol tiap kali akan menggunakannya.
Sifat kental ini terjadi akibat penambahan pepaya muda ke dalam saus sambal palsu.
Baca Juga: Menu Sarapan Anti Repot Bisa Kita Hidangkan Dengan Mencontek Resep Mi Goreng Simpel Berikut Ini
2. Saus sambal yang asli biasa terbuat dari cabai dan tomat.
Itu mengapa, warna saus yang wajar harusnya merah ke orange.
Sedangkan, yang palsu biasanya berwarna merah dan sangat mencolok.
3. Untuk rasa, saus sambal palsu terasa lebih ringan.
Itu sebabnya, banyak orang harus menggunakan saus sambal palsu dalam jumlah untuk mendapatkan rasa pedas dan asam yang diinginkan.
4. Melihat kemasan adalah cara paling mudah mengenali apakah saus sambal yang akan Anda konsumsi aman atau tidak.
Jika sudah tertera nomor register dari Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM), maka saus tersebut sangat aman untuk kita konsumsi.
Namun sayangnya, banyak pedagang membeli saus sambal dalam bungkusan refill dan tinggal mengisinya berulang kali ke botol yang sama.
Jadinya, kita tidak bisa memastikan lagi apakah merek pada botol saus sambal sesuai dengan isinya.
Jika Anda penggemar saus sambal sejati, cara paling aman adalah membawa sendiri saus sambal dari rumah.
Memang agak repot, tapi tubuh akan lebih sehat dan pastinya terhindar dari aneka penyakit berbahaya.
2. Kerupuk Oplosan
Kerupuk dan mi ayam memang pasangan paling klop.
Tapi sayang, kita seringkali tak tahu dari mana kerupuk yang kita makan berasal.
Soalnya, kini banyak beredar kerupuk oplosan di masyarakat.
Kita pun pasti pernah dengar kalau kerupuk ini dilapisi lilin supaya tetap renyah tahan lama.
Secara garis besar, pencampuran lilin dan plastik sendiri memang menguntungkan dari pihak penjual.
Dengan pencampuran tersebut, maka kondisi kerupuk akan lebih jernih dan renyah.
Bahkan ketahanan renyah akan lebih lama.
Bukan hanya itu, minyak yang di butuhkan untuk menggoreng juga lebih hemat dan sedikit.
Berhubung sekarang ini harga minyak memang sedang naik, sedangkan harga kerupuk juga tak mungkin selangit.
Pembeli dan penikmat kerupuk biasanya dari kalangan bawah menengah.
Itulah mengapa penjual memasukkan plastik dan lilin.
Hal ini menguntungkan penjual dan menjauhkan dari kegagalan produksi.
Sayangnya, pakar kesehatan menyebutkan jika ada bahaya yang mengintai jika kita mengkonsumsi kerupuk dengan berlebihan seperti sebagai berikut.
Bahkan, kandungan polyvinyl chloride di dalam lilin dan plastik ini ternyata bukan hanya merusak hati, namun juga ginjal.
Dalam melakukan proses pembuangan racun atau detoksifikasi, jika zat yang dicerna terlalu berbahaya, akan meningkatkan kerja ginjal.
Padahal jika anda membiarkan ginjal bekerja tidak sesuai mestinya, akan merusak sistem kinerjanya.
Parahnya hal ini akan adalah meningkatkan resiko penyebab gagal ginjal.
Bahan plastik yang masuk dalam tubuh, efek samping dalam jangka panjang adalah kemungkinan terkena penyakit kanker lebih besar.
Biasanya kanker akan menyerang pada bagian tubuh anda yang menjadi tempat pengendapan bahan plastik tersebut.