"Fashion & Beauty Landscape memang sudah menjadi annual program sekaligus trademark Stylo Indonesia sejak 2019. Sejak berdiri tahun 2018, Stylo Indonesia memang rutin menggelar survei tahunan seperti Stylo Beauty Landscape tahun 2020, kemudian diikuti Stylo Beauty Landscape 2021, serta terbaru adalah Fashion & Shopping Landscape 2022," ujar Ridho Nugroho, M.IKom sebagai Founder Stylo Indonesia sekaligus Head Fashion Beauty Grid Network Kompas Gramedia.
Stylo Indonesia menyelenggarakan survei ini dengan tujuan untuk menangkap persepsi dan preferensi para fashion enthusiast terhadap tren fashion 2022.
"Alasan saya dan Stylo Indonesia mengadakan Stylo Fashion & Shopping Landscape 2022 adalah sebagai kelanjutan dari dukungan Stylo Indonesia untuk membantu para fashion enthusiast serta para brand fashion dan marketplace dalam mendapatkan informasi mengenai preferensi sekaligus intensi masyarakat atau konsumen dalam hal berbelanja barang fashion di sepanjang tahun 2021 ini serta untuk tahun 2022 nanti," jelas Ridho.
"Itu pula kenapa dalam sekitar 20 pertanyaan survei untuk Stylo Fashion & Shopping Landscape 2022 sangat fokus pada 4 hal. Pertama, apakah tren fashion dan berbelanja produk fashion di masa pandemi masih menjadi perhatian dan menjadi kebiasaaan masyarakat. Kedua, produk fashion apa yang masih tetap dibeli di masa pandemi ini atau adakah perubahan selera berpakaian masyarakat. Ketiga, berapa bujet yang dihabiskan untuk berbelanja fashion dan faktor apa yang mempengaruhi masyarakat tetap mengeluarkan uang untuk berbelanja fashion. Keempat adalah semua hal mengenai belanja fashion online di marketplace dan e-commerce yang kian menjadi tren pilihan masyarakat," tambah Ridho.
Dalam 20 pertanyaan survei yang disebar kepada para audiens yang merupakan fashion enthusiast, dapat ditarik kesimpulan bahwa audiens cukup memperhatikan tren fashion dan Instagram adalah platform yang paling sering digunakan untuk mendapatkan informasi seputar tren fashion terbaru tersebut.
Audiens pun mengikuti Instagram sejumlah hijaber influencer, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap preferensi fashion mereka.
Selain itu, 46% audiens juga menyukai konsep fashion berkelanjutan bahkan 32% lainnya sangat tertarik dengan konsep fashion berkelanjutan.
Selain dengan alasan dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan, fashion berkelanjutan salah satunya seperti preloved fashion memudahkan audiens untuk mendapatkan produk branded dengan harga murah.