Tujuannya agar tuan tumah bisa membeli bahan makanan dan memasak makanan yang cukup untuk tamu tambahan itu.
Masyarakat Swedia sering merencanakan menu makan selama seminggu penuh, membeli secukupnya bahan makanan sesuai yang akan dihabiskan agar tidak membuang-buang makanan.
Dalam banyak keluarga, menu makanan untuk seminggu sering kali diputuskan beberapa hari sebelumnya.
Setiap acara sosial harus direncanakan jauh hari agar bisa menyediakan makanan yang cukup untuk semua orang.
Makan bersama adalah family time bagi masyarakat Swedia
Alasan lain masyarakat Swedia tidak menawarkan makanan bagi orang yang berkunjung adalah tidak biasa bagi sebuah keluarga untuk tidak makan malam bersama.
Asumsinya, semua keluarga akan makan malam bersama ketika tiba waktunya sehingga semua orang akan pulang ke rumahnya masing-masing.
Pengecualian diberikan ketika digelar pesta yang memastikan kita akan makan di tempat orang lain, tidak bisa pulang ke rumah atau kondisi lain yang tidak biasa.
Hal ini tidak ada hubungannya dengan perilaku tidak sopan karena umumnya masyarakat Swedia tidak tertarik makan bersama keluarga orang lain.
Aspek budaya ini menjadikan makan bersama sebagai family time yang dinikmati oleh kalangan terdekat.
Selain itu, menu makanan Swedia juga disebut bukan tipe yang bisa dengan mudah dibagikan kepada orang banyak tanpa perencaan.
Dalam banyak budaya, makanan disajikan berupa nasi atau sumber karbohodrat lain dengan tambahan protein yang mudah dibagi dalam banyak porsi.
Namun orang Swedia cenderung membeli daging dan beberapa kentang per orang, sehingga sulit untuk membaginya kepada tamu tak terduga yang ikut makan.
Di sisi lain, masyarakat Swedia juga menganggap perilaku mengambil jatah makanan orang lain juga 'sangat memalukan', apalagi jika harus membuat tuan rumah makan lebih sedikit dari seharusnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral, Orang Swedia Tak Pernah Tawari Tamunya Makan, Ini Penjelasannya"