SajianSedap.com - Banyak orang tak mau punya anak banyak, tapi juga menolak minum pil KB.Kenapa?Percaya atau tidak, salah satu penyebab utamanya adalah karena pil KB disebut bisa bikin tubuh gemuk.Isu ini mulai beredar dari banyaknya wanita yang merasakan berat badannya naik setelah minum pil KB.Rasanya, makan sedikit saja, berat badan langsung naik.Tapi, benarkah pil KB bikin tubuh jadi gemuk? Jawabannya ternyata tidak, lo.Penyebab berat badan naik setelah minum pil KB justru terjadi karena kebiasaan makan kita setelah minum pil kb.Benarkah Pil KB Bikin Gemuk?Meskipun efektif mencegah kehamilan, ada beberapa perempuan yang takut mengonsumsi pil KB karena percaya jika alat kontrasepsi jenis ini bisa membuat gemuk.Seorang bidan dari desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Malang, Asri Dewi Wahyuningtyas, mengatakan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.Menurutnya, penggunaan alat kontrasepsi bukan faktor utama penyebab kegemukan saat melakukan program perencanaan keluarga ini."Sebenarnya kita tetep bisa mengontrol berat badan walaupaun ikut KB. Karena yang bikin gemuk ya makan," tutur Asri pada tim Kompas.com pada Rabu (5/9).
Baca Juga: Berapa Biaya Pemasangan KB di Bidan dan Puskesmas? Ini Daftarnya Terbaru Tahun 2022
Lebih lanjut ia menjelaskan jika pemakai pil KB dapat mengontrol diri maka tidak akan terjadi penambahan berat badan"Jadi intinya memang ada efeknya ke sana. Tapi kalau kita bisa mengontrol minat kita untuk makan, terutama jajan,” sambungnya.Ia menjelaskan bahwa alat kontrasepsi yang dapat meningkatkan napsu makan adalah jenis hormonal.“Sekarang kalau enggak pakai KB tapi pola makannya seperti itu (banyak) ya tetap gemuk. Tetap ada efek samping ke gemuknya, tapi itu kalau kita tidak mengontrol makanan. Jadi setelah KB jadi meningkatnya nafsu makan. Makan jadi enak,” tegasnya.
Baca Juga: Pengantin Baru Kudu Tahu, Masa Tidak Subur Wanita Jika Belum Ingin Hamil, Ternyata Waktu-waktu Ini
“Walaupun penelitian secara umum tidak menunjukkan adanya kenaikan berat badan (akibat pil KB) yang signifikan, hal ini belum tentu berlaku untuk semua peremupuan,” katanya.Deretan Efek Samping Pil KBSebelum menggunakan pil KB ada baiknya Anda mencaritahu apa efek samping yang bisa saja timbul.Pasalnya, pil KB bisa memengaruhi kadar hormon seseorang.Sedangkan kadar hormon Anda tentu berbeda dengan yang lainnya sehingga bisa menyebabkan berbagai efek samping yang berbeda pula.Efek samping pil KB biasanya akan menghilang 2-3 bulan, tetapi bisa juga bertahan dalam waktu yang cukup lama.Dilansir dari berbagai sumber inilah efek samping pil KB yang biasanya umum terjadi.1. MualTak jarang, saat pertama kali setelah minum pil KB Anda merasa mual.Tetapi jangan khawatir, rasa mual ini biasanya hanya bersifat sementara.Anda bisa mencegah datangnya mual dengan minum pil KB setelah makan atau satu jam sebelum tidur.
Baca Juga: Bukan untuk Wanita Saja, Ini Cara KB Vasektomi Gratis dengan BPJS Bagi Pria
2. Sakit kepalaFrekuensi sakit kepala akan meningkat setelah Anda minum pil KB.Ini dikarenakan kandungan hormon yang ada di dalam pil KB.Gejala migrain ini bisa terjadi tergantung jenis pil dan dosis yang dikonsumsi.Saat sakit kepala menyerang Anda bisa beristirahat sejenak di tempat yang redup dan juga hening.3. Berat badan bertambahAda sebagian orang yang mengeluhkan berat badannya bertambah setelah minum pil KB.Bobot tubuh yang naik ini memang umum terjadi.Bahkan di beberap kemasan pil KB, penambahan berat badan seringkali dicantumkan sebagai kemungkinan efek samping.Tetapi ada beberapa wanita juga yang malah mengalami penurunan berat badan setelah minum pil KB.Jadi, belum dapat dipastikan ya Anda apakah pil KB dapat menaikan berat badan atau justru menurunkan berat badan.
Baca Juga: 100% Tidak Dipungut Biaya, Ini Daftar Layanan KB di Bidan yang Ditanggung BPJS, Catat!
4. Nyeri payudaraMinum pil KB kerap membuat payudara terasa nyeri apalagi Anda baru pertama kali meminumnya.Pil KB aman digunakan untuk kebanyakan wanita, namun apabila Anda mengalami efek samping setelah minum pil KB dan efeknya berujung lama segera konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk memilih jenis kontrasepsi yang berbeda.