“Kalau ditanya sejak kapan, Mbah mertua saya yang pertama jualan. Saya meneruskan ibu mertua. Ibu mertua dari tahun 1965,” ujar salah satu penjual sate kopok, Endang Retnowati.
Dia mengaku belajar membuat sate kopok sejak menikah.
Pembuatannya sama dengan sate ayam pada umumnya.
Bedanya, sate kopok dibakar terlebih dahulu di rumah sebelum diantar ke lapak jualan.
Untuk sate ayam Ponorogo sate dibakar sesaat sebelum dihidangkan ke pembeli.
Selain bumbunya yang berbeda, sate kopok tidak berpasangan dengan lontong melainkan dengan nasi dan bumbu tahu kecap yang pedas gurih.
Selintas tampilannya mirip sate Padang.
Dagingnya empuk dengan balutan kuah kental yang gurih.
Sementara nasi yang diberi topping tahu goreng, irisan kol, tauge dan seledri cincang.
Disiram bumbu kecap kacang.
Jadi seperti makan 2 hidangan sekaligus.
Saat dimakan bersamaan, keduanya memiliki perpaduan yang pas.
Gurihnya sate ditambah manis pedas bumbu tahu semakin menggoyang lidah.
“Saya buka jam 4 sore. Kalau tidak hujan biasanya ludes sebelum magrib. Kalau hujan gitu isya baru tutup,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sate Kopok Ponorogo, Sate Ayam Gurih dengan Kuah Kental Bumbu Tahu
Baca Juga: Bukan Nasi Goreng Tapi Nasi Ndoreng, Makanan Khas Demak yang Sudah Ada Ratusan Tahun