SajianSedap.com - Medan merupakan salah satu tujuan kota mudik Lebaran bagi banyak orang.
Medan memiliki kekayaan budaya yang kaya, termasuk tradisi dalam perayaan Lebaran yang membuatnya menarik bagi orang-orang untuk merayakan momen tersebut di kota ini.
Kota ini juga terkenal dengan kelezatan kuliner khasnya, sehingga banyak orang yang memanfaatkan momen mudik Lebaran untuk menikmati kuliner khas Medan yang lezat.
Jika Anda pergi mudik ke Medan, Anda bisa mencoba mencicipi dan bahkan membawa pulang bolu meranti sebagai oleh-oleh.
Meski kue bolu bisa Anda temukandi mana-mana, bolu meranti jelas berbeda. Dengan resep yang melegenda, kenikmatan bolu meranti sudah tentu spesial.
Bolu meranti terkenal akan teksturnya yang begitu lembut dan punya banyak varian rasa. Ini yang membuat bolu meranti jadi primadona bagi turis yang datang ke Medan.
Seperti apa keistimewaan bolu kahs Medan ini?
Simak berikut ini penjelasan lengkap dengan sejarah terciptanya kue ini.
Keistimewaan Bolu Meranti
Bolu produksi rumahan asal kota Medan ini memang sudah menjadi buah bibir karena rasanya yang nikmat. Tak heran jika para pembeli rela mengantri demi mendapatkannya.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa bolu meranti berbeda dari bolu gulung lainnya karena tekstur bolu yang lembut dan tersedia berbagai isi dan toping.
Diantaranya isi keju, coklat, stroberi, moka, nanas, bluebery, dan abon. Anda juga dapat menambahkan topping meses, keju, atau kacang di atas bolu pilihan anda.
Baca Juga: Mengenal Wingko Babat, Jajanan Populer di Semarang yang Bisa Dijadikan Oleh-oleh Lebaran
Tak heran, penganan ini digemari tak hanya warga di kota asalnya, Medan, tetapi juga warga di seluruh penjuru Tanah Air.
Kelezatannya bahkan tersohor hingga ke beberapa negara tetangga. Padahal, sang pemilik mengaku tak pernah beriklan di mana pun.
Sejarah Bolu Meranti
Dilansir dari Tribunnewswiki, sejarah Bolu Meranti sebenarnya berawal dari hobi Ny. Ailing, sang pemilik. Ai Ling hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Namun, sukses membuat bolu gulung lezat berkat racikan resep rahasianya. Ibu empat anak ini memang memiliki hobi membuat kue dan memasak sejak belia.
Kue buatannya tak hanya disukai keluarganya, tapi juga para tetangga yang sering memesan kue kepadanya.
Usaha kuenya ini kemudian diberi nama Bolu Meranti karena pada tahun 2000-an, ia menitipkan bolu gulungnya ke toko milik kerabatnya yang berada di Jalan Meranti, Medan.
Dari sana, ternyata peminat bolu meranti buatannya semakin banyak.
Pada tahun 2005, Ai Ling mencoba membuka gerai sendiri di Jalan Kruing No 2K, Medan, yang merupakan pusat sekaligus menjadi tempat produksi.
Ia tetap menggunakan nama Meranti agar tak kehilangan pelanggan yang biasa membeli bolu buatannya di Jalan Meranti.
Usaha Bolu Meranti ini pada akhirnya menjadi sebuah bisnis keluarga. Keempat buah hati Ai Ling bahu-membahu menjalankan bisnis ini, dari sejak masih berupa industri rumah tangga hingga berubah menjadi usaha skala kecil.
Menurut Rissa, Ricca Soh bertugas mengurusi keuangan perusahaan, sementara dirinya mengurus produksi.
Baca Juga: Asal-usul Telur Asin Oleh-Oleh Spesial Khas Brebes, Kini Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Kusno Soh diberi amanah di bagian penjualan dan Tomy Soh mengurus manajemen perusahaan.
Hingga saat ini, Ai Ling juga masih mendampingi dan mengawasi jalannya produksi Bolu Meranti demi menjaga kualitas.
Harga dan tempat beli
Untuk membeli kue bolu gulung Meranti, anda bisa langsung ke gerainya yang beralamat di Jl. Kruing Simpang Razak No. 7C Medan yang merupakan gerai pusat, atau juga bisa di Bolu Meranti Cabang SM Raja yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja No. 19B Medan, dan Bolu Meranti Cabang Ringroad yang beralamat di Komplek OCBC Jl. Gagak Hitam No. 16 Medan dimana toko tersebut buka setiap hari dari jam 10.00 hingga 20.00 WIB.
Harga untuk bolu gulung meranti dengan varian rasa dan topping mulai dari harga Rp70.000 per buahnya.
Bolu Meranti bisa bertahan hingga 3-5 hari pada suhu ruangan yang tidak terlalu panas. Apabila anda menyimpan di dalam kulkas, kue tersebut bisa bertahan hingga 1 minggu lebih.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Bandung yang Sayang Kalau Terlewatkan Jadi Buah Tangan