Cuanki Dara Kembar, Bandung

By miftah, Rabu, 8 Desember 2010 | 07:43 WIB
Cuanki Dara Kembar, Bandung (miftah)

    Musim hujan masih saja rajin menyapa keseharian kita. Tapi jangan sampai lemah semangat untuk pelesiran dan makan-makan. Nah, kalau Anda masih gemar menyambangi Kota Kembang sebagai tujuan wisata akhir pekan, cobalah mampir ke kedai Cuanki Dara Kembar. Di sini Anda bisa menikmati cuanki panas yang bikin reuwas alias mengagetkan. Cuanki merupakan salah satu jajanan khas Bandung yang masih punya hubungan saudara dengan siomay atau bakso. Cuanki biasanya dijajakan berkeliling menggunakan pikulan dan ketukan kentongan kayu. Berisi bakso, siomay, bakso goreng, lalu diguyur kuah kaldu yang panas dan gurih. Konon nama cuanki sendiri muncul sebagai singkatan dari “cari uang jalan kaki”Nah, kini cuanki juga sudah mulai diutak-atik dengan modifikasi yang mantap. Coba saja datang ke kedai Cuanki Dara Kembar di kawasan jalan Gajah, Buah Batu, Bandung. Di sini cuanki tersaji dalam hotplate sehingga cuanki betul-betul panas.Hotplate yang digunakan berbentuk wajan dan kuali mini berbahan gerabah. Saat pembeli memesan, wajan mini ini langsung dipanaskan di atas api. Setelah panas, barulah cuanki yang terdiri dari bakso halus, bakso tahu, siomay rebus, dan pangsit goreng, diletakkan di dalamnya.Harganya bervariasi mulai Rp 250-Rp 1.600 per buah.Selain tersaji dalam kuah panas, tersedia juga cuanki reuwazz yang tampilannya seperti sate. Kuahnya disajikan terpisah. Tiap porsi berisi 5 buah siomay plus saus sambal kecap yang pedas. Saat digigit, rasanya langsung terasa menyengat. Ternyata selain saus sambal kecapnya yang sudah pedas, di dalam siomay bertengger cabai rawit merah utuh. Bagi penyuka pedas, sajian ini bakal jadi favorit. "Itulah mengapa menu ini kami namai dengan cuanki reuwazz," imbuh Medi yang mendirikan kedai ini bersama Ratih (32) dan Andi (32).   Meskipun masih bersaudara dengan bakso, namun jangan harap menemukan mi atau bihun dalam hidangan cuanki. Karena hidangan ini semata-mata hanya berupa olahan bakso dan siomay yang gurih. Namun jika ingin lebih kenyang, kedai ini menawarkan bacang berisi daging sapi yang lezat dan hangat sebagai teman bersantap.Dengan konsep hotplate seperti ini, cuanki lebih bertahan lama panasnya sehingga pelanggan lebih nikmat menyantapnya. Tak heran, usaha yang dirintis sejak tahun 2009 ini menjadi salah satu primadona baru jajanan di Bandung, khususnya yang mencari hidangan berkuah panas untuk mengusir hawa dingin Kota Bandung yang makin menggigit saat musim hujan.ALA STeikMengapa disajikan berbeda? “Terus-terang, pasar kuliner Bandung cukup ketat. Karena itu kami butuh terobosan baru yang unik dan punya gengsi,” ungkap Medi.Setelah berdiskusi mencari format, akhirnya ditemukan cara saji yang terinspirasi dari penyajian steik. "Kalau steik bisa pakai hotplate, lantas mengapa cuanki tidak bisa," ujar Medi bersemangat.Medi memadukan ikan tenggiri ke dalam seluruh jenis cuanki. Tetapi untuk kuahnya digunakan kaldu ceker ayam. "Rasa ikan tengiri dan kaldu ceker merupakan kombinasi mantap," ujarnya.Kedai yang buka pukul 10.00- 20.00 ini juga menyajikan minuman khas yang mereka namakan, teh candu. Terbuat dari teh manis dengan campuran serai dan daun jeruk yang memberikan kesegaran dan rasa plong di tenggorokan.