Sejak tahun 1788 Australia dikenal sebagai salah satu negara pengimpor daging sapi terbesar di dunia. Daging sapi diekspor hingga ke lebih dari 100 negara di dunia. Bukan tanpa alasan jika daging sapi Australia memang layak dikonsumsi. Salah satu penyebabnya adalah iklim baik dan teknologi yang dimiliki negara ini untuk mengatur sistem berupa rantai yang tak boleh terputus sejak sapi lahir hingga siap disantap. Peternakan sapi lebih banyak ditemukan di kawasan Australia Barat, seperti Harvey. Di sini sapi diternakkan dengan cara alami. Sapi dibiarkan hidup bebas di padang rumput yang luas. Iklim yang mendukung juga menjadi salah satu keunggulan perkembangbiakan sapi secara alami. Antara lain curah hujan yang baik, sinar matahari yang cukup, dan kondisi udara yang bersih. Sapi yang siap dipotong dan diekspor, lantas di bawa ke tempat pejagalan (abattoir). Di Australia, pemotongan sapi atau pejagalan berdiri jauh dari kawasan pemukiman penduduk. Salah satu pejagalan terbesar dan modern di dunia ini bisa ditemukan di Harvey Beef. Lokasinya terletak di Seventh Road, sekitar 3 kilometer dari kota Harvey dan 140 kilometer dari kota Perth. Harvey Beef memang tak asing lagi di dunia perdagingan. Perusahaan ini menguasai ekspor daging sapi ke lebih dari 30 negara seperti Japan, Korea, Taiwan, Timur Tengah, Amerika, termasuk yang terbesar ke Indonesia. Proses pemotongan sapi di sini terbagi atas 2 area, halal dan non halal. Sapi yang dipotong secara halal dilakukan dan disaksikan oleh moeslem representative dan dibuktikan dengan sertifikat halal. Menurut Ralph Capone selaku Quality Assurance Manager Harvey Beef, sapi yang ukurannya sangat besar dan tak memungkinkan disembelih secara Islam, maka akan dikategorikan sapi tidak halal. Sapi tidak halal di jagal dengan cara ditembak di bagian dahinya. Sementara sapi yang dipotong secara halal dilakukan dengan cara menghadap kiblat dan sesuai syariah Islam. Ukuran sapi yang disembelih secara halal di bagian lehernya berusia tak lebih dari 8 bulan sampai satu tahun dengan rata-rata berat 150 kilogram. Sedangkan kualitas sapi muda (veal), beratnya tidak lebih dari 70 kilogram saja. Jika masuk ke bagian dalam pejagalan ini, Anda akan menemukan sebuah system conveyor belt (rel berjalan) yang berputar di bagian langit-langit bangunan ini. Rel sengaja dibuat sangat tinggi, berfungsi untuk menggantung sapi yang sudah disembelih. Setelah disembelih, sapi akan memasuki area pemotongan kuku. Lalu chip sapi dilepas, berikutnya dikuliti. Teknik mengulitinya juga unik. Setiap karyawan menggunakan seragam putih yang dilengkapi 2 kantung besar di bagian kanan dan kirinya. Kantung ini berfungsi untuk menyimpan berbagai peralatan mulai dari pengasah dari batu dan sebuah pisau super tajam yang menjadi “senjata “ untuk bekerja. Sapi yang berada dalam posisi menggantung rupanya lebih mudah dikuliti. Menurut Ralph, bukan tanpa alasan sistem ini dibuat demikian. Tujuannya selain untuk memudahkan proses pengulitan juga untuk menjaga higienitas proses pemotongan sapi agar tidak daging menyentuh lantai sama sekali. Daging sapi yang sudah dipotong, langsung dikemas dengan plastic vakum. Tak ada satu potong daging pun yang dicuci dengan air. Proses higienis tingkat tinggi menjadi salah satu alasan mengapa daging sapi Australia tak perlu dicuci dengan air. “Proses pencucian daging dengan air justru bisa membuat daging terkontaminasi bakteri,” tutur Ralph. Proses pengemasan daging dilakukan secara otomatis melalui sebuah mesin berjalan. Uniknya, sebuah metal detector di pasang pada salah satu bagian mesin ini. Menurut Ralph, fungsi metal detector untuk menjamin daging dikemas dalam keadaan baik dan higienis bebas dari benda lain yang mungkin menempel pada daging. Metal detector akan berbunyi jika daging sapi yang melewatinya membawa kotoran atau bahan lain yang bisa membahayakan konsumen. “Metal detector ini salah satu prosedur untuk menjamin food safety yang wajib dilakukan tak hanya di bandara saja, lo,” ujar Ralph mantap. Daging sapi yang siap diekspor seluruhnya dikemas vakum, dibekukan, dan siap diekspor. Pembekuan (freezing) bagi daging sapi bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri merugikan hingga kualitas daging tetap terjaga baik.