Populerkan Kue Apem Kuno dengan Cara Modern

By retno, Rabu, 6 Maret 2013 | 11:00 WIB
Populerkan Kue Apem Kuno dengan Cara Modern (retno)

Kue apem bukanlah kue yang mudah ditemukan saat ini. Keberadaannya makin langka seiring dengan tradisi pembuatnya yang mulai bergeser membuat kue-kue modern atau malah berhenti memproduksinya sama sekali. Jika dihitung dengan jari, kue apem kuno ini paling banter masih diproduksi oleh generasi orang tua. Terselip diantara pembuat kudapan tradisional ini, adalah kue apem yang diproduksi oleh Viktor Darmawanto (40). Generasi ke 3 usaha yang berdiri sejak 1940 ini hidupkan kembali kue apem dengan penjualan modern bersistem delivery melalui twitter dan facebook. Apem yang dijual Viktor sangat empuk dan teksturnya lembut. Pilihannya ada 2 rasa, yakni original dengan pilihan warna putih dan pink yang dibuat dengan gula pasir. Serta apem warna kecoklatan yang berbahan dasar tepung beras dan gula merah. Apem original yang berwarna pink muda ini biasanya dipesan untuk acara tertentu seperti antaran atau sembayangan saat imlek tiba. Sedangkan apem gula merah merupakan favorit pembeli yang datang dari luar kota dan  ingin membawanya sebagai oleh-oleh. Biasanya pembeli yang datang dari Bandung, Surabaya, Singapura hingga Australia kerap membawa kue ini jika berkunjung ke Jakarta.     Apem dijual per loyang seharga Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu. Apem ini memiliki keistimewaan pada rasa dan teksturnya. Sangat lembut dan empuk, serta rasanya yang tak terlalu manis. Biasanya Viktor melengkapi kue apem ini dengan taburan kelapa muda parut. Uniknya, pada setiap pembelinya Viktor menginfokan pula cara menyimpan dan menikmatinya kembali jika tersisa. Kue tak berpengawet ini memang paling lama hanya bertahan 14 jam saja di suhu ruang. Maka jika tersisa, Viktor menyarankan untuk menyimpan apem di dalam freezer alias dibekukan. Maksimal masa penyimpanannya pun hanya 14 hari dalam keadaan beku. (SK)

Apem Ny AbieJl Kartini Raya 53AF Jakarta Pusat (021) 6392781/08161949329/087781121180/Pin BB 2A6DCEDE