TEKNIK MENGUKUS KUE KERANJANG

By cakkris, Kamis, 12 Februari 2015 | 17:00 WIB
TEKNIK MENGUKUS KUE KERANJANG (cakkris)

Inilah teknik mengukus kue keranjang yang diwarisi Lily Puspitasari dari engkongnya. Teknik yang unik dan tetap dipertahankan hingga sekarang.

Setelah cetakan keranjang daun pisang siap, kini saatnya menyiapkan adonan kue keranjang yang berbahan tepung ketan, gula pasir, dan air.  Adonan kental berwarna putih ini kemudian dituangkan ke masing-masing loyang hingga habis. Setelah itu, kue keranjang siap dikukus.

Teknik mengukusnya kue keranjang juga spesial karena menggunakan metode yang digunakan turun-temurun di keluarganya.

Caranya, wanita yang tinggal di Gading Serpong, Tangerang ini menggunakan sebuah wajan yang sangat besar sebagai tempat menampung air. Kemudian di atasnya diletakkan sebuah alas kayu tebal. Di atas alas kayu inilah puluhan loyang kue keranjang ditata rapi hingga mencapai ketinggian lima tingkat atau setara satu meter. Sepintas terlihat seperti menara kue keranjang.

Dengan teknik mengukus kue keranjang ini, loyang harus ditata rapi, dan terbentuk lingkaran yang sempurna karena jika tidak, loyang bisa jatuh berantakan. Saat air mulai mendidih, wajan di tutup dengan sebuah tutup raksasa berbentuk tabung yang ukurannya lebih tinggi dari tumpukan loyang di atas wajan tadi.

Setelah 12 jam pengukusan, tutup dibuka satu kali untuk memeriksa kondisi airnya, sekaligus mengalirkan air tambahan melalui selang hingga wajan agar terisi penuh kembali. Selanjutnya pengukusan berlangsung kembali selama 12 jam berikutnya.

“Cara mengukus inilah yang diterapkan sejak jaman engkong merintis usaha ini hingga beralih ke tangan saya pada tahun 2007,” ujar Lily akan tetap mempertahankan teknik mengukus kue keranjang warisan engkonya ini.

Setelah dikukus, adonan kue yang awalnya berwarna putih perlahan-lahan berubah warna menjadi kecokelatan, hingga akhirnya menjadi cokelat pekat. “Perubahan warna secara alami ini disebabkan karena proses pengukusan yang sangat lama dengan panas stabil,” ujar Lily.

Selain itu, tutup kukusan hanya boleh dibuka sebanyak 2 kali. Jika lebih dari itu, kue keranjang yang dihasilkan kurang baik. Terkadang bagian luarnya sudah cokelat pekat, namun bagian dalamnya masih putih.

Setelah matang, kue keranjang diangkat dari kukusan, lalu diletakkan di meja datar untuk didinginkan. Cara mendinginkan kue keranjang pun menggunakan teknik khusus untuk mendapatkan permukaan yang berkilat. “Prinsipnya, pendinginan pun dilakukan secara perlahan-lahan agar permukaan kue tetap berkilat dan tidak kering,” urainya.

Caranya, Lily menggunakan beberapa lapis kain untuk menutup semua permukaan loyang. Jadi panas yang masih tersisa tetap mematangkan kue keranjang hingga sempurna. Proses ini mencapai 10 jam sehingga kue keranjang tetap lembap dan cantik.

Dalam suhu ruang, kue ini bisa bertahan selama 5 hari. Jika kue mengeras, cukup dikukus kembali, atau digoreng dalam balutan tepung. “Rasa dan aromanya lezat kembai,” sarannya.

BACA: DAUN PISANG TUA SEBAGAI KERANJANG