Minyak zaitun dikenal sebagai salah satu minyak sehat yang sangat sering digunakan untuk resep sehat. Memang, minyak zaitun tinggi antioksidan, namun minyak zaitun juga mempunyai reputasi yang buruk. Ada anggapan bahwa minyak zaitun tidak boleh digunakan untuk memasak, karena jika terkena suhu panas, minyak ini dapat menghasilkan karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Banyak pro dan kontra tentang minyak zaitun yang beredar, dan 1Health mencoba mengungkap fakta tentang minyak zaitun.
Mitos: Minyak zaitun menjadi karsinogenik jika digunakan untuk memasak.
Fakta: Salah satu mitos tentang minyak zaitun yang mungkin sering Anda temukan adalah minyak zaitun tidak boleh digunakan untuk memasak atau menggoreng. Keyakinan bahwa minyak zaitun dapat melepaskan racun penyebab kanker ketika terkena panas tinggi membuat minyak ini tidak sehat. Namun sebuah penelitian menyatakan bahwa minyak zaitun tidak hanya aman untuk memasak, tetapi malah dianjurkan untuk di masak dalam suhu tinggi. Gagasan bahwa minyak zaitun tidak boleh dipanaskan atau digunakan untuk memasak tidak didukung oleh penelitian yang relevan.
The International Olive Oil Council (IOCC) memberikan informasi tentang suhu maksimum yang dapat digunakan saat memasak menggunakan minyak zaitun. IOOC menyatakan bahwa minyak zaitun adalah salah satu lemak yang paling stabil saat dipanaskan. Ini artinya minyak zaitun aman digunakan untuk memasak dengan suhu tinggi. Minyak ini memiliki titik didih yang tinggi sekitar 210ºC, yang jauh di atas suhu ideal untuk menggoreng makanan (180ºC). Bahkan minyak zaitun juga bisa digunakan lebih dari sekali untuk menggoreng.
Mitos: Minyak zaitun kaya akan polifenol dan sterol.
Fakta: Tidak dapat disangkal bahwa minyak zaitun memang kaya akan polifenol dan sterol, tapi semua makanan nabati umumnya juga kaya akan dua antioksidan ini. Coklat yang berasal dari kakao merupakan salah satu contoh makanan yang kaya polifenol, tetapi memiliki kalori yang lebih sedikit dari minyak zaitun jika dikonsumsi dalam jumlah yang sama.Jika Anda mengandalkan minyak zaitun untuk mendapatkan polifenol dan sterol, maka Anda harus makan lebih banyak kalori. Sementara, mengkonsumsi terlalu banyak kalori dapat menyebabkan obesitas maupun penyakit degeneratif lainnya.
Mitos: Lemak tak jenuh tunggal pada minyak zaitun lebih sehat dibandingkan dengan lemak jenuh.
Fakta: Umumnya, lemak tak jenuh memang lebih menyehatkan dibandingkan lemak jenuh. Meskipun demikian, megonsumsi minyak zaitun dalam jumlah banyak demi mendapatkan lemak tak jenuh juga tidak disarankan. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan lemak tak jenuh, misalnya omega 3 dari minyak zaitun, setidaknya Anda membutuhkan satu cangkir minyak zaitun. Hal ini membuat asupan asupan kalori Anda juga otomatis meningkat.
Mitos: Diet Mediterania adalah diet sehat untuk jantung karena mengonsumsi minyak zaitun.
Fakta: Memang benar bahwa sekelompok ilmuwan mengamati kehidupan orang-orang di Mediterania, terutama di pulau Kreta, dan menemukan bahwa mereka bertubuh ramping dan bebas dari penyakit hati. Meskipun diet mereka selalu konsisten dengan penggunan minyak zaitun, tetapi hal ini bukanlah satu-satunya alasan. Para ilmuwan juga menemukan fakta bahwa diet yang dilakukan mereka juga kaya akan buah-buahan, sayuran, bumbu dan rempah-rempah, roti gandum, kacang-kacangan, dan ikan. Tidak hanya itu, gaya hidup yang membiasakan mereka untuk berjalan sekitar sembilan mil setiap hari, dan sering berada di ladang dan membajak, juga menjadikan tubuh mereka ada pada kondisi sehat. Jadi untuk mengatakan minyak zaitun merupakan penyebab mereka memiliki hati yang sehat, merupakan sebuah penilaian yang objektif. Para ilmuwan, sepakat bahwa cara terbaik untuk mendapatkan jantung sehat dan umur yang panjang, adalah dengan hidup sehat yang seimbang. Tidak tergantung pada bahan tertentu seperti minyak zaitun.
Minyak zaitun merupakan pilihan yang baik untuk memasak jika dibandingkan dengan lemak jenuh lain seperti mentega. Tetapi penggunaan yang terlalu banyak akan berdampak pada berat badan. Jadi, yang terbaik adalah menggunakan minyak zaitun secara bijak.
Sumber: 1Health.id