SajianSedap.com – Kuaci merupakan camilan favorit yang selalu disajikan di rumah masyarakat Tionghoa saat Imlek. Kuaci ini biasanya berasal dari biji melon, biji labu, biji teratai, atau biji bunga matahari. Kuaci biasanya dinikmati ketika bersantai sambil bercakap-cakap bersama teman dan keluarga. Biasanya, kuaci dibumbui dengan aneka rasa untuk menghasilkan rasa yang tidak monoton atau biasa-biasa saja. Misalnya, rasa teh hijau. Tidak hanya rasanya saja yang beragam, tapi warna kuacinya juga bermacam-macam. Ada yang berwarna coklat dengan pinggiran kuaci berwarna hitam, putih, dan merah. Tapi, tidak begitu penting apa warna kaucinya, yang penting adalah: kuaci simbol harapan yang tak terputus. Ya, kuaci yang termasuk dalam golongan biji-bijian ini memang memiliki makna yang sanagt dalam pada perayaan Imlek. Sebab, biji-bijian mewakili potensi untuk hal-hal yang baik yang akan datang, yang muncul lagi dan lagi sebagai perwujudan dari berbagai harapan yang tak terputus. Biji-bijian bisa diartikan sebagai panen, kelimpahan, kesuburan, juga harapan akan garis keturunan yang terus berlanjut. Tapi, sebaiknya jika menikmati camilan yang satu ini terlalu banyak. Sebab, selain effort yang kita keluarkan cukup besar (harus membuka kulitnya dulu satu per satu sebelum memakannya), jika saat membuka atau saat hendak memakannya, isi kuaci loncat keluar dan jatuh, itu menandakan jika sesuatu yang dekat akan mustahil untuk terjadi. Hmmmm…, mungkin sebelum menikmati kuaci saat perayaan Imlek, kita harus belajar dulu membuka kulitnya dengan baik, supaya isi kuacinya tidak loncat! (SCI/ dari berbagai sumber)FOTO: SAKSPOV.SAKSFIFTHAVENUE.COM