SajianSedap.com - Anda pencinta mi ayam atau bakmi khas Tiongkok?
Tampaknya kedai Demie Bakmie 69 bisa menjadi rekomendasi paling tepat saat ini.
Di sini Anda tak hanya bisa menikmati semangkuk mi ayam super sedap, tapi juga sekaligus sensasi bersantap di resto yang desain ala bar.
Berlokasi di Neighbourhood Living Space Pelaspas di kawasan elite selatan Jakata, Dharmawangsa, kedai Demie Bakmi 69 menyajikan konsep yang berbeda dibandingkan kedai bakmi pada umumnya.
Baca Juga : Upload Foto Olahan Quaker Oats dan Dapatkan Liburan Gratis ke Bangkok dan Malang!
Pelaspas merupakan area food court, yang terdiri dari beberapa resto di dalamnya, termasuk Demie Bakmie 69.
“Kami memilih di sini karena ingin menyajikan mi ayam yang berbeda di Jakarta Selatan. Selain itu, di kawasan ini juga market-nya sudah terbentuk,” tutur Luhur Adiprasetyo Sarodja, pemilik Demi Bakmie 69.
Kendati baru membuka kedai pada September 2018 lalu, menurut Luhur, sebenarnya Demie Bakmie 69 sudah mulai ada sejak Januari 2018, namun ketika itu masih dijalankan dengan sistem delivery order.
Usaha kuliner pertama yang dikelola Luhur ini, dibangunnya tak sendirian.
Ia bekerja sama dengan temannya yang memiliki latar belakang dunia kuliner.
“Teman saya, Ajamu Adewale, yang punya latar belakang bidang kuliner. Lalu kami bekerja sama,” tutur Luhur.
Baca Juga : Review Starbucks Reserve Dewata Bali: Uniknya Ngopi di Starbucks Terbesar Se-Asia Tenggara
Nuansa Tiongkok Yang Beda
Termotivasi ingin menampilkan kedai mi yang berbeda, Luhur dan Wale, sapaan akrab sang teman, lantas mendesain kedai mi ayamnya dengan konsep bar yang simpel.
Bahkan kedai ini pun hanya mampu menampung 8 pengunjung saja.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
“Kami mengambil konsep makanan yang karakternya bisa disantap secara cepat, sehingga pengujung tidak perlu terlalu lama berada di dalamnya,” jelas Luhur.
Tak heran bila kedai ini hanya terdiri dari 1 ruangan memanjang saja, dilengkapi kursi-kursi tinggi bagi para pengunjung untuk menyantao menu mi yang dipesannya.
Sambil menikmati semangkuk mi ayam pesanannya, pengunjung pun bisa menyaksikan para chef membuat dan meracik sajian mi secara langsung.
“Kita juga sengaja membuat open kitchen agar lebih menarik pengunjung,” tambah Luhur.
Luhur juga menjelaskan, ia dan Wale ingin sekali menampilkan resto khas Tiongkok.
Baca Juga : Review Ayam Geprek Mr.Chiz, Ada yang Beda Dari Sambalnya, Apa, ya?
Namun pada akhirnya, kedai Demie Bakmie 69 justru terlihat seperti resto ala Jepang.
Bisa jadi karena pengunaan warna putih dan biru pada interiornya.
“Sebenarnya ingin menampilkan yang kental nuansa Chinese-nya, tapi kami mengambil warna dominasi biru pada interiornya,” ujarnya sambil berkata, “Memang, sih, biasanya resto Chinese, kan, identic dengan dominasi warna merah, ya. Nah, kami ingin menampilkan yang beda.”
Mi Khas Tiongkok
Selain matang dalam mendesain kedai, Luhur dan Wale juga mengaku tak sembarang memilih konsep menu makanannya.
Dua sekawan yang memang hobi makan mi ayam ini ingin menyajikan mi ayam yang rasanya lezat di lokasi dekat tempat tinggal mereka.
“Kami pencinta mi ayam. Selama ini, setiap kali ingin menyantap mi ayam enak, harus mencarinya sampai ke Jakarta Barat atau Jakarta Utara. Dari situlah tercetus ide, ingin membuat kedai mi di kawasan Selatan,” cerita Luhur.
Untuk menemukan resep mi ayam terbaik, Luhur dan Wale mengaku harus survei ke sejumlah kedai mi ayam yang ada di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Baca Juga : Review Cheese Tea Share Tea, Teh Keju yang Enggak Rela Dibagi-Bagi
Mereka lalu menggabungkan hasil berburu mi ke dalam resep yang saat ini digunakan di Demie Bakmie 69.
Tak tanggung-tanggung, Luhur dan Wale membutuhkan waktu hingga 1 tahun untuk melakukan trial & error terhadap resep mi ayamnya.
“Soalnya kami benar-benar mencoba bahan apa saja yang paling tepat digunakan,” ungkap Luhur.
Mereka pun tak segan meminta saran dari orang-orang terdekat untuk memberikan penilaian atas cita rasa mi ayam mereka.
Demi menjaga kualitas rasa, Luhur dan Wale membuat sendiri bahan utama mi ayamnya.
Dari memilih tepung terbaik, menakarnya, membuat tekstur mi, hingga membuat topingnya agar berbeda dengan yang lain, menjadi proses paling sulit yang harus dilalui Luhur dan Wale.
“Kesulitan lainnya, cara menyajikan rasa terbaik mi ayam sesampainya di atas mangkuk,” papar Luhur.
Berkat proses pembuatan mi ayam ini, Luhur mengaku jadi lebih mengetahui bahan-bahan makanan yang digunakan.
Baca Juga : Review Cheese Tea Gulu Gulu, Cheese Tea Kekinian yang Ada Dimana-Mana, Enak Enggak, Ya?
“Saya harus memilih bahan-bahan terbaik, saya jadi tahu ternyata ayam kampung ada banyak jenisnya. Sehingga kami harus memilih, jenis ayam yang cocok untuk mi ayam Demie Bakmie 69,” ujarnya sambil tertawa.
Dari hasil percobaan yang memakan waktu cukup lama itu, lahirlah mi keriting dan mi karet sebagai menu utama di Demie Bakmie 69.
Untuk melengkapi cita rasa sedapnya, mi keriting atau mi karet diberi toping yang dapat dipilih sesuai selera.
Ada toping ayam kampung rebus dan ayam jamur.
Untuk ayam kampung rebus, daging ayamnya dipotong agak besar dan memanjang, sementara untuk toping ayam jamur, daging ayamnya dipotong dadu lalu disiram bumbu dan jamur.
Sesampainya di mulut, mi keritingnya bertekstur kenyal yang berpadu sempurna dengan gurihnya toping ayam.
Sementara mi karetnya memiliki ukuran mi lebih besar dan tekstur yang kenyal.
“Mi karetnya terbuat dari tepung dan telur ayam kampung,” tambah Luhur yang juga menggunakan kaldu ayam untuk kuah minya.
Oh ya sebagai pelengkap, Anda juga bisa memesan tambahan toping pangsit rebus atau bakso.
Yang tak kalah menarik, dari semangkuk mi ayam Demie Bakmie 69 masih ditambahkan kondimen lain, yang membedakannya dengan toping mi ayam pad aumumnya, yakni garlic oil yang memiliki aroma khas bawang putih yang mampu meningkatkan cita rasa mi ayamnya yang sudah sedap.
Baca Juga : Review Ayam Geprek Mas Eko, Ayam Geprek Banyak Cabang, Enak Atau...
Kemasan Unik
Seperti konsep interiornya yang unik, penyajian mi ayamnya pun dibuat semenarik mungkin oleh Luhur dan Wale.
Mangkuk, gelas, hingga sendok yang digunakan berbahan keramik bermotif oriental yang didominasi warna biru.
“Kami, kan, hanya menyediakan meu mi ayam saja. Saya jadi terpikir, agar lebih menarik penyajiannya harus disajikan dengan mangkuk dan alat makan yang cantik,” katanya.
Tak hanya itu, untuk lebih melekatkan unsur Tiongkoknya, Luhur juga meletakkan hiasan guci keramik berwarna biru bermotif oriantel pada salah satu sudut meja bar di kedainya.
Selain perlengkapan keramik khas Tiongkok, Luhur juga ingin memberikan pelayanan terbaik kepada para pengunjung Demie Bakmie 69.
Baca Juga : Review Ayam Geprek Bensu, Ayam Kebanggaan Ruben Onsu , Beneran Enak?
Maka, ia pun sengaja membuat kemasan menarik berupa kardus yang dapat dibuka bagian atasnya, bagi pengunjung yang ingin membawa pulang mi ayamnya atau take away.
“Di dalam kardusnya, saya bungkus mi ayamnya dengan aluminium foil lalu di bagian atasnya untuk menyimpan kuah panasnya,” ungkap Luhur.
Hal ini ia lakukan agar mi ayam tetap hangat sampai ke tangan pelanggan. “Hawa panas dari kuah mi bisa tetap memanaskan mi yang ada di di bawahnya,” imbuh Luhur.
Nah, jika Anda penasaran dengan cita rasa sedap mi ayam sekaligus pengalaman menyantap mi di resto ala bar, , bis alangsung menuju Demie Bakmie 69 setiap harinya, pukul 09.00-21.00 WIB.
Per porsi mi ayamnya Rp 30 ribu-Rp 45 ribu untuk mi karet dan Rp 28ribu-Rp 43 ribu untuk mi keriting.
Untuk melegakan tenggorokan sehabis menyantap semangkuk mi ayam sedap, Anda bisa memesan berbagai jenis minuman segar, di antaranya susu kacang, es jeruk, atau es liang teh buatan Luhur.
Selamat menyantap mi ayam! (ANIZA P)
Demie Bakmie 69
Pelaspas Dharmawangsa,
Jl. Dharmawangsa Raya No. 4, Dharmawangsa, Jakarta Selatan
Telp: 0877 81402333
Instagram: @demiebakmie
Baca Juga : Review Bakso Jawir, Bakso Manis Buatan Anak Petani yang Dijual di Mal
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR