"Anak-anak kecil mungkin berisiko lebih tinggi terkena karotenemia karena makanan bayi yang dihaluskan seperti labu dan wortel," kata Piliang.
Namun, ia menegaskan, karotenemia tidak menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya.
Terlepas dari itu, kita harus melakukan pemeriksaan saat melihat adanya banyak rona kuning pada kulit atau sesuatu yang tidak beres.
Penyakit ginjal, penyakit kuning, penyakit tiroid, diabetes dan anoreksia semuanya dapat menyebabkan perubahan warna kulit.
Saat mengalami karotenemia, bagian putih mata harus tetap putih, tidak seperti penyakit kuning di mana bagian putih mata berwarna kuning.
Kasus karotenemia adalah contoh nyata adanya efek samping mengonsumsi terlalu banyak makanan tertentu, meski makanan tersebut kaya gizi.
Ini menunjukkan betapa pentingnya melakukan diet seimbang dengan mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, lemak sehat dan karbohidrat kompleks.
Nah, jika kita melihat adanya perubahan warna pada kulit dan itu tidak hilang dalam beberapa hari, segera berkonsultasi dengan dokter.
KOMENTAR