Dia ditemukan memiliki kondisi yang disebut neuropati optik atau nutritional optic neuropathy (NON), biasanya hanya terlihat di negara-negara di mana akses makanan dibatasi.
Dr Atan mengatakan bahwa kebutaan anak muda itu disebabkan oleh junk food dan bahwa dia menderita penyakit makan yang jarang yang dikenal sebagai gangguan asupan makanan yang terbatas atau AFRID.
Penderita menjadi peka terhadap rasa, tekstur, bau atau penampilan jenis makanan tertentu.
Beberapa hanya bisa memakannya pada suhu tertentu.
Pasien yang tidak disebutkan namanya, dari negara-negara di daerah Barat juga mengalami gangguan pendengaran dan kelemahan tulang.
Makan terlalu banyak gula dan karbohidrat dalam makanan olahan dapat merusak telinga.
Dr Atan berkata, "Kondisinya tetap tidak terdiagnosis selama beberapa tahun."
Bocah itu buta pada saat ia mencapai usia 17, membuat para ahli di Rumah Sakit Mata Bristol bingung.
Sementara NON dapat berjalan dalam keluarga, tidak ada tanda-tanda turun-temurun yang ditemukan pada bocah itu.
Namun, ia kekurangan vitamin B12 yang ditemukan dalam jeroan, susu, ikan, dan telur, mendorong dokter untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai dietnya.
Setelah minum, merokok, dan memakai narkoba dikesampingkan sebagai penyebab yang mungkin, dan tinggi badan serta BMI-nya dinilai normal, petugas medis melakukan diet sebagai kemungkinan penyebab penyakitnya.
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Tazkiya |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR