Kartu Kekebalan Tubuh
Pedoman WHO datang setelah beberapa pemerintah menyarankan, orang yang memiliki antibodi terhadap virus corona dapat mengeluarkan "paspor kekebalan" atau "setifikat bebas risiko" yang akan memungkinkan mereka untuk berpergian atau kembali bekerja.
Tindakan tersebut berdasarkan asumsi bahwa mereka aman dari infeksi ulang.
Orang yang mengeluarkan sertifikat semacam itu dapat mengabaikan panduan kesehatan masyarakat, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit lebih lanjut.
Baca Juga: Warganya Paling Banyak Positif Terinfeksi, Italia Umumkan Vaksin yang Bisa Menetralkan Virus Corona
Chili merupakan negara pertama yang mengumumkan rencana untuk mengeluarkan kartu kekebalan yang sebagian didasarkan pada tes antibodi.
Kemudian, disusul oleh Jerman yang juga berupaya memberi penduduk "paspor imunitas" yang akan memungkinkan orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 dikeluarkan dari langkah-langkah perlindungan terbatas dan bekerja di luar rumah.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran, karena tes tersebut terbukti tidak dapat diandalkan di tempat lain, dan beberapa orang mungkin sengaja sakit untuk mendapatkan kartu tersebut.
WHO mengatakan, pihaknya saat ini sedang meninjau bukti ilmiah tentang tanggapan antibodi terhadap virus corona.
Tetapi belum ada penelitian yang mengevaluasi apakah keberadaan antibodi mampu memberikan kekebalan terhadap infeksi selanjutnya oleh virus ini pada manusia.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR