Tulis Komentar Jelek Usai Makan di Restoran Mahal, Wanita ini Alami Hal yang Tak Pernah Disangka Usai Dituntut Sang Pemilik!
SajianSedap.com - Menulis review atau ulasan suatu produk dan makanan yang telah kita beli adalah hal yang sudah biasa.
Mau itu rasa puas atau kecewa pasti akan kita tuangkan di kolom komentar yang tersedia.
Apalagi dengan kemajuan saat ini, ulasan sangat bisa kita akses dengan mudah.
Kritik yang membangun pun tentunya akan jadi umpan balik bagi si penjual atau pemilik.
Tapi, apa jadinya kalau kita menulis review jelek malah berakhir dengan tuntutan?
Hal ini ternyata terjadi pada wanita ini.
Merasa kecewa dengan makanan yang diterima, ia lantas memberikan kritik pada restoran tersebut secara online.
Tapi ternyata hal mengerikan malah terjadi padanya.
Makanan Tak Sebanding dengan Harganya
Dikutip SajianSedap dari World of Buzz, awalnya pada tanggal 5 Desember, Gladys dan pacarnya, Voon Sing, mengunjungi Nihon Shoku untuk ulang tahun adik laki-laki Voon.
Mereka makan bersama beberapa keluarga dan temannya.
Restoran tersebut juga ternyata menawarkan diskon RM100 (Rp340 ribu) untuk harga buffet atau prasmanan.
Namun, bukan rasa puas, mereka akhirnya meninggalkan restoran dengan rasa kecewa.
Dalam ulasan tersebut Gladys berkomentar bahwa makanan Nihon Shoku tidak sebanding dengan harganya yang mahal.
Selain itu, makanan laut yang dimakan pun tidak segar bahkan menyebabkan temannya alergi.
Menanggapi keluhannya, pemilik restoran hanya mengatakan bahwa mereka telah mencoba makanan laut mereka sendiri dan rasanya tidak apa-apa bagi mereka - sebagai hasilnya sama sekali mengabaikan tanggapannya.
Tapi ternyata komentar jeleknya tersebut malah menimbulkan masalah yang lebih besar.
Gladys justru menerima surat tuntutan dari sang pemilik restoran!
Disebut Cemarkan Nama Baik
Dalam surat tersebut menjelaskan bahwa Gladys dituntut karena ulasan online-nya "sangat mencemarkan nama baik [Nihon Shoku] dan [telah] menyebabkan kerusakan pada reputasi [mereka] sebagai restoran".
Surat tersebut meminta dia untuk menghapus ulasan yang ada.
Selain itu, pihak restoran juga ingin Gladys untuk merbitkan permintaan maaf publik yang mencabut dan meminta maaf atas apa yang dia katakan.
Mereka juga ingin gadis malang itu membayar sejumlah yang wajar untuk kerusakan yang terjadi pada reputasi mereka sebagai akibat dari postingnya untuk menghindari tindakan hukum lebih lanjut.
Tak ingin tambah rumit, ternyata Gladys akhirnya meminta maaf.
Dalam postingannya, dia meminta maaf kepada restoran dan publik, bukan karena membagikan ulasan buruknya secara online tetapi karena berpikir bahwa pelanggan berhak melakukannya sejak awal.
“Saya minta maaf karena telah mempublikasikan pendapat saya ke publik karena saya pikir kami memiliki hak konsumen dan hak bersuara.
Saya minta maaf karena ini menyebabkan ketidaknyamanan pada toko Anda, tetapi pada dasarnya ini adalah pendapat saya," tulisnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Dalam 'permintaan maafnya', Gladys menjelaskan lebih lanjut bahwa alasan mengapa dia menulis posting ini.
Pertama karena, sebagai lulusan baru, dia tidak memiliki sarana untuk membawa situasi ini ke pengadilan.
“Saya menghabiskan RM300 (Rp 1 juta) dan untuk mendapatkan layanan dan makanan itu
pada saat yang sama saya mendapat surat pengacara dari restoran.
Aku tidak sekaya kamu untuk menangani kasus hukum denganmu karena aku baru saja lulus. "
Dikutip dari WORLD OF BUZZ, Gladys juga mengatakan bahwa alasan mengapa dia tidak mengambil foto sebagai bukti ulasan atau pengalaman makan malamnya adalah karena dia tidak pernah mengharapkan ulasan Google yang sederhana berubah menjadi sesuatu yang begitu besar.
“Bagian terburuknya adalah kami tidak memiliki bukti kuat untuk membuktikan apa yang kami katakan karena kami pikir itu seperti biasanya
ketika Anda pergi ke restoran dan Anda menyadari ada yang salah dengan makanan yang mereka sajikan dan mereka akan mengubahnya atau menyarankan apa yang harus kami lakukan."
Ternyata pihak dari Nihon Shoku belum menanggapi atau memberikan komentar tentang pendapat soal kejadian ini.
Penulis | : | Rafida Ulfa |
Editor | : | Rafida Ulfa |
KOMENTAR