Kandungan protein, vitamin, dan mineral pada tempe juga bermanfaat untuk pertumbuhan anak.
Itulah mengapa tempe juga dianjurkan sebagai makanan pendamping ASI.
Tak heran jika tempe aman dikonsumsi oleh semua kelompok usia, mulai dari bayi hingga lanjut usia.
Kemudian, kandungan isoflavon merupakan antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas penyebab berbagai penyakit, seperti kanker.
Tapi siapa sangka, mengolah tempe tak boleh sembarangan.
Made mengatakan kandungan bakteri prebiotik yang bermanfaat di dalam tempe mudah rusak jika dipanaskan.
Oleh sebab itu, sebaiknya jangan mengolah tempe dengan menggunakan metode yang membuat tempe mendapatkan energi panas berlebih, salah satunya digoreng.
Tak hanya bisa memicu hancurnya bakteri baik pada tempe, tempe yang digoreng juga akan kehikangan minyak kedelainya.
"Minyak kedelai yang sehat mengandung lemak nabati, dalam tempe akan larut itu, diganti minyak goreng lemak jenuh, sayang sekali," ujar Made seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Maka, Made menyarankan untuk mengolah atau memasak tempe dengan cara lain, misalnya dikukus, dibakar, dipanggang, dan lain sebagainya.
Source | : | BolaStylo |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR