SajianSedap.com – Apakah Anda punya kebiasaan jarang mengganti seprai?
Jarang mengganti seprai adalah kebiasaan yang jorok.
Tapi tahukah Anda, jarang mengganti seprai bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan?
Salah satu akibat dari jarang mengganti seprai adalah kondisi ini.
Anda mungkin tidak merasakannya sekarang, tapi efeknya bisa terasa nanti.
Tak tanggung-tanggung, wajah bisa alami hal mengerikan ini jika Anda jarang mengganti seprai.
Masih mau melakukannya?
Simak artikel tentang bahaya jarang mengganti seprai berikut ini.
Jerawat Akibat Jarang Mengganti Seprai
Tak disangka, sederet hal buruk ini bisa terjadi cuma karena jarang mengganti seprai di kasur.
Dokter kulit DC, Elizabeth Tanzi, mengatakan riasan wajah yang terkumpul di seprai maupun sarung bantal dapat mengumpulkan bakteri.
Jika Anda tertidur, bakteri ini langsung kembali ke wajah.
Hasilnya, komedo putih, komedo hitam, dan jerawat yang sudah kamu miliki semakin memburuk.
Bahkan, jika tidak memakai riasan, Anda masih menyimpan minyak kulit di tempat tidur yang dapat bertahan lama.
Sel kulit mati juga dapat menyebabkan infeksi.
Pantas saja kalau selama ini sering jerawatan.
Kalau sudah begini, berarti memang seprai yang harus diganti.
Yuk mulai sekarang rutin ganti seprai ya Sase Lovers.
Seprai harus diganti paling tidak 1-2 minggu sekali.
Hal ini akan mencegah berbagai masalah kesehatan dalam tubuh.
Salah satunya dapat mencegah terjadinya jerawat.
Jadi mulai sekarang jangan malas ganti seprai ya.
Bahaya Jarang Ganti Seprai Lainnya
Selain dapat menimbulkan jerawat, berikut adalah bahaya lain yang mengintai jika Anda jarang mengganti seprai.
1. Menjadi sarang bakteri
Setiap kali tidur di kasur, Anda akan memindahkan semua kuman yang menumpuk di tubuh ke seprai dan sarung bantal.
Semakin lama mengganti seprai, semakin banyak bakteri yang menumpuk pada kasur.
Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan kasur Amerisleep, seprai yang digunakan dalam satu minggu telah mengumpulkan lima juta unit pembentuk koloni bakteri.
Jumlah itu lebih dari 24 ribu kali jumlah bakteri yang ditemukan pada gagang pintu kamar mandi rata-rata.
Artikel berlanjut setelah video berikut.
Bahkan seprai yang tidak diganti selama empat minggu melonjak menjadi lebih dari 11 juta unit pembentuk koloni bakteri.
Bakteri yang sering ditemukan pada seprai yang kotor adalah bakteri gram-negatif.
Bakteri ini dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi yang resistan terhadap antibiotik.
Para peneliti juga menemukan basil, yaitu bakteri yang bertanggung jawab atas beberapa jenis keracunan makanan.
Jadi, masih mau untuk malas mengganti seprai secara rutin?
2. Sarang tungau
Serangga mikroskopis yang disebut tungau suka menempel pada seprai, kasur, dan kain lainnya.
Kain-kain ini sering menjadi tempat sel kulit mati luruh setiap harinya.
Ternyata kulit mati menjadi tempat makan tungau.
Makhluk ini juga merupakan pemicu utama alergi dan asma.
Terutama di daerah yang mengalami musim panas yang lembap.
Artikel berlanjut setelah video berikut.
Jadi, kotoran tungaulah yang sebenarnya membuat Anda alergi.
Sering mencuci dan mengganti seprai dapat membantu mencegah tungau atau kutu.
3. Terkena kutu air
Dokter Lisa Ackerley mengatakan bahwa bakteri dan jamur yang terkumpul pada seprai selama periode waktu tertentu berpotensi masuk ke tubuh melalui luka terbuka adan luka lain di kulit.
Jamur yang ada di antaranya adalah penyebab penyakit kutu air.
Jenis jamur ini dapat menyebar melalui kontak dengan permukaan tempat kaki terkena.
Jadi, jika pasangan Anda terinfeksi, mereka berisiko menyebarkannya kepada Anda.
Terutama jika seprai lama tidak diganti.
Kerugian lain yang dapat ditularkan adalah kurap, gatal selangkangan, jamur kuku, dan infeksi jamur eksternal di berbagai celah kulit.
Pada intinya, tidak mengganti seprai secara rutin dapat berbahaya bagi kesehatan
Rekomendasi mengganti seprai di kasur bisa lebih cepat jika Anda sakit, tidur tanpa busana, banyak berkeringat, tidak mandi sebelum tidur, atau memiliki hewan peliharaan yang tidur dengan Anda.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Dampak Buruk Malas Mengganti Seprai
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR