Para ilmuwan awalnya mengira menonaktifkan keluarga T1R akan menghentikan respons apa pun terhadap rangsangan manis.
Namun pada tahun 2003, para peneliti menunjukkan bahwa tikus yang gen T1R-nya telah "dihilangkan" secara genetik masih menyukai gula glukosa.
Temuan itu menyarankan pasti ada cara lain agar tikus, dan mungkin manusia merasakan rasa manis.
Ahli fisiologi Keiko Yasumatsu dari Tokyo Dental Junior College dan rekannya beralih ke protein yang bekerja dengan glukosa di tempat lain di tubuh yaitu sodium-glucose cotransporter 1 (SGLT1).
Di ginjal dan usus, SGLT1 menggunakan natrium untuk membawa glukosa ke dalam sel untuk memberi mereka energi.
Anehnya, protein tersebut juga ditemukan dalam sel perasa manis.
Para peneliti menggosok lidah tikus T1R yang tidak sadarkan diri dengan larutan glukosa dan garam—yang mengandung natrium SGLT1 yang dibutuhkan untuk bekerja—dan mencatat respons saraf yang terhubung ke sel pengecap mereka.
Garam tampaknya membuat semua perbedaan berikut ini:
Dalam percobaan ini menyebabkan saraf tikus bekerja lebih cepat, dibandingkan dengan tikus yang bermutasi yang hanya diberi glukosa.
Tikus yang sadar juga tampaknya menunjukkan preferensi terhadap larutan gula-garam.
Baca Juga: Begini Trik Mencuci Anggur Supaya Pestisida Bisa Hilang dan Bersih Sebelum Dimakan
7 Manfaat Minum Air Dingin yang Jarang Orang Tahu, Selema Ini Sering Dikira Bikin Batuk
Source | : | Science,Foodnavigator |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR