Baca Juga: 3 Penyebab Bumbu Mie Instan Menggumpal, Apakah Masih Layak Dimakan?
Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Tri Kurniawati menyebutkan, mi instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh.
Mi yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit.
“Pemenuhan kebutuhan gizi mi instan dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein,” ujar Tri, dilansir dari laman UM Surabaya.
Mi instan tidak bisa dikonsumsi dikarenakan dalam sekali penyajian mi instan umumnya mengandung lemak dan natrium yang tinggi, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral.
Pola konsumsi mi instan mempunyai pengaruh positif terhadap obesitas abdominal dan hiperkoles-terolemia.
“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik yang tinggi pada wanita,” tegasnya lagi.
Pola konsumsi mi instan dapat berkontribusi terhadap pola makan.
Konsumsi mi instan yang tinggi cenderung diiringi juga dengan konsumsi makanan fast food lain yang tinggi.
Konsumen yang mengonsumsi mi instan cenderung lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayuran.
Tri menegaskan, konsumsi mi lebih baik tidak lebih dari dua bungkus dalam satu minggu dan tidak dijadikan kebiasaan rutin.
Baca Juga: Risiko Nekat Makan Mi Instan Malam-malam, saat Bangun Jangan Kaget Lihat Wajah di Cermin
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR