SajianSedap.id – Tidak bisa disanggah lagi kalau makanan bisa jadi sangat berpengaruh kepada kesehatan tubuh.
Tapi pernahkah Anda makan suatu makanan dan kemudian berdampak buruk pada kesehatan?
Lionel Messi pernah merasakannya.
BACA JUGA: Makanan Kampung Ini Buat Anang Kalap, Ashanty “Perut Kamu Terbuat dari Apa, Sih?”
Ia bercerita kalau dirinya sempat selalu mengalami mual hingga muntah saat pertandingan.
Hal itu pun jadi perhatiannya karena dapat berpengaruh pada performanya.
Kini, Ia tahu penyebabnya adalah makanan.
Wah, bagaimana bisa, ya?
BACA JUGA: Jarang Diekspos, Begini Meriahnya Perayaan Ultah Anak Tiri Zaskia Adya Mecca
Makanan Manis = Penyebab Mual
Bagi sebagian orang, makanan manis adalah hal wajib.
Glukosa yang terkandung di dalamnya bisa membuat tubuh jadi lebih bersemangat.
Namun tidak bagi pesepakbola Argentina yang satu ini.
Baginya, makanan manis bisa jadi menyiksa.
BACA JUGA: 8 Makanan di Sekitar Kita Yang Ampuh Turunkan Risiko Kanker Serviks
Pada tahun 2014, Ia mengalami keadaan yang cukup mengganggu.
Disebutnya, Ia terus merasa mual hingga muntah saat pertandingan.
Kejadian itu pun tidak terjadi hanya satu kali, melainkan cukup sering.
Saat ke dokter, pria 31 tahun ini pun mendapat jawaban yang tidak cukup membantu.
Menurutnya, kasus kesehatan ini tidak memiliki alasan khusus.
BACA JUGA: Setelah Lebaran, Masyarakat Tionghoa Rayakan Hari Makan Bakcang
Akhirnya Ia mencoba memperbaiki pola makannya.
Ia meninggalkan semua makanan manis yang selalu dimakannya, seperti cokelat, permen, minuman bersoda, dan lain-lain.
Suami Antonella Roccuzzo ini pun mulai makan makanan sehat.
Ia mengatakan kalau dirinya rajin makan ikan, daging, dan salad.
Alhasil, kebiasaan mual itu pun sudah tidak dirasakannya lagi.
BACA JUGA: Meski Disimpan di Rice Cooker, Nasi Bisa Cepat Kering Karena Kesalahan Ini
Wah, berbahaya banget, tuh!
Untung saja bisa segera diatasi.
BACA JUGA:Bubur Sumsum Tidak Akan Menggumpal Lagi Kalau Kita Ikuti Tips Mudah Ini
Source | : | fourfourtwo.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Editorial Sajian Sedap |
KOMENTAR