SajianSedap.com - Belajar dari kasus kanker yang menyerang Agung Hercules dan Julia Perez.
Siapa sangka, makanan favorit orang Indonesia ini punya kandungan paling tinggi penyebab kanker.
Kanker, penyakit mematikan satu ini beberapa kali terdengar telah merenggut dan mengancam nyawa banyak orang.
Mengutip dari Nakita.id, data dari Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) mencatat dari 348.809 kasus kanker di Indonesia, angka kematian akibat penyakit kanker mencapai 207.210 jiwa.
Mungkin masih ingat perjuangan Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Republik Indonesia melawan kanker darah atau leukemia, hingga akhirnya berpulang pada awal Juni lalu.
Ada pula Ustaz Arifin Ilham, pendakwah yang juga sempat berjuang melawan kanker nasofaring sebelum meninggal dunia 22 Mei 2019 silam.
Atau Julia Perez yang meninggal pada usia 37 tahun karena kanker rahim.
Lalu yang baru-baru ini terdengar, pedangdut yang tenar dengan lagu 'Astuti', Agung Hercules, juga tengah berjuang lawan Glioblastoma atau kanker otak stadium 4.
Kini, semakin banyak yang mengetahui bahaya kanker, semakin waspada pula dengan hal-hal yang bisa jadi pemicunya.
Gaya hidup tak bisa dipungkiri punya peranan memicu kanker, di samping hal-hal seperti genetik atau keturunan.
Makanan Utama Penyebab Kanker
Apakah Anda mengetahui, jika salah satu makanan yang mungkin kerap kita santap memiliki zat karsiogenik atau pemicu kanker yang sangat tinggi?
Melansir The Standard, Badan Administrasi Makanan dan Obat China telah menerbitkan daftar karsinogen, atau pemicu kanker yang telah dikompilasi oleh Agensi Riset Kanker Internasional.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ternyata salah satu makanan yang tak asing bagi kita, ikan asin, masuk dalam grup pertama.
Ikan asin popular di berbagai negara, seperti China dan Indonesia.
Biasanya ikan dikeringkan dengan cara dijemur dan ditambah garam agar lebih awet.
Di Indonesia sendiri, ikan asin terbilang jadi primadona karena harganya yang murah dan lezat dijadikan pelengkap makan.
Padahal sejak 2012, WHO telah memasukkan ikan asin sebagai karsinogen, sebab konsumsinya memiliki kaitan dengan risiko kanker nasofaring.
Pusat Keamanan Makanan Hong Kong juga mengklasifikasi ikan asin sebagai kelompok satu makanan pemicu kanker.
Berdasarkan penelitian, komponen N-nitroso dapat timbul pada proses pembuatan ikan asin.
Risiko kanker nasofaring menyerang bisa lebih tinggi jika ikan asin semakin sering dikonsumsi, terutama oleh anak-anak hingga usia 10 tahun.
Makanan lain yang juga termasuk karsinogen tinggi ialah daging olahan yang diasinkan, difermentasi, atau diolah dengan metode yang dimaksudkan menambah rasa seperti sosis, kornet, dan daging kering.
Oleh karena itu, sebaiknya kita waspada konsumsi makanan sehari-hari.