Mau Kepedasan Pun Sulit Karena Harga Cabe Melonjak, Masakan Warung Makan Pedasnya Bak Level 0!

By David Togatorop, Kamis, 18 Juli 2019 | 20:15 WIB
Ilustrasi warteg (TRIBUNNEWS/Taufik Ismail)

Alhasil, dia pun harus rela omzet pendapatannya berkurang lantaran keuntungan yang didapat dari hasil jualannya harus disisihkan untuk membeli cabai yang mahal.

"Omzet kami juga berkurang. Untungnya kami tuh jadinya buat beli cabai doang. Jadinya dapat sedikit untung, biasanya mah harga cabai itu paling Rp 20.000-Rp 30.000 per kilo. Sekarang itu parah sih," ujar Parti.

Boro-boro mau membuat level masakan jadi pedas seperti restoran kekinian sebab untung pun sulit.

Parti mengaku tidak menaikan harga masakannya.

Baca Juga: Kontras Saat dengan Ashanty, Warganet Soroti Kakunya Azriel Saat Makan Bareng KD: 'Kayak Sama Orang Asing'

Hal senada dikatakan pemilik warung makan lain bernama Agus.

Dia mengaku terpaksa harus menaikkan harga masakan karena harga cabai melambung tinggi.

"Kalau saya naikkan sedikit harga (masakan) sedikit saja biar pelanggan enggak kabur. Itu saya terpaksa banget juga, padahal sudah ngurangi (beli) cabainya tapi tetap saja enggak ketolongan," ujar Agus.

Baca Juga: Akhirnya Pulang, Sunan Kalijaga Terciduk Berikan Salmafina Hadiah Rokok Elektrik Saat Makan Malam

Harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati kini menyentuh Rp 65.000 hingga Rp 75.000 per kilogram.

Hal itu tentu dikeluhkan warga dan sejumlah penjual makanan.

Bukan hanya di Jakarta, hal serupa terjadi di beberapa daerah, termasuk di Jawa Tengah.