"Untuk tato kan memang saya sudah minta dan di agama kan dilarang. Untuk imej yang lebih bagus. Tato itu enggak bagus lah, apalagi perempuan," kata Aufar seperti yang dikutip dari Tribun News.
Wanita kelahiran Banjarmasin, 15 Februari 1980 itu, rela melakukan apa saja demi Aufar. Termasuk menghapos sejumlah tato di tubuhnya tersebut. Meskipun, saat menghapusnya, ia merasakan kesakitan.
"Ya, namanya orang sayang dan cinta akan melakukan apa saja. Cinta kan didasari hal yang baik. Waktu itu saya kan suka-suka saja, enggak memikirkan boleh atau enggaknya," ucap Olla, Kamis, (20/12/2012), dalam jumpa pers usai resepsi di komplek Masjid Kubah Emas, Limo, Depok, Jawa Barat.
Setelah resmi menjadi istri Aufar, rencananya Olla tidak akan mengulangi perbuatannya merajah tubuh. Tekadnya sudah bulat saat mengambil keputusan tersebut. "Yang penting enggak akan melakukannya lagi," ucapnya.
Aufar sangat senang dengan sikap yang dilakukan Olla. "Intinya dia udah melakukan itu buat saya, sudah dihapus sudah bagus," timpalnya.