SajianSedap.com - Mayangsari sebelumnya diketahui pernah datang ke rumah Adi Firansyah.
Ibunda Adi pun membongkar alasannya curiga hingga minta tes DNA.
Kenapa, ya?
Hingga kini, sosok Khirani Siti Hartina Trihatmodjo, putri Mayangsari masih tak bisa dipisahkan dari Alm. Adi Firansyah.
Khirani dikabarkan bukan putri Bambang Trihatmodjo, melainkan putri kandung Adi yang waktu itu sempat dekat dengan Mayangsari.
Isu ini santer terdengar lantaran kemiripan wajah keduanya.
Namun, pihak Mayangsari menampik isu tak sedap ini.
Bahkan, Alm. Ayah Mayangsari saat itu sempat marah karena gosip yang menerpa sang putri.
"Kiran itu memang anak Mayang-Bambang sendiri. Saya yakin itu. Dan buktinya Bambang masih senang sama Mayang, sebaliknya Mayang juga sayang banget sama Mas Bambang," ujar Soegito ketika ditemui di kediamannya yang asri di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jateng, Sabtu (29/3/2008).
Baca Juga: [KITCHENESIA.COM] Going Gado-gado! Easy Recipe for Indonesia’s Very Own Salad
Alasan Ibunda Adi Firansyah Minta Tes DNA
Seperti diketahui, Adi Firansyah adalah pesinetron yang tewas kecelakaan ketika naik sepeda motor di Jatibening, Bekasi, Desember 2006.
Mendengar kabar soal Khirani tersebut, Ny Jenny Nuraeni, ibunda aktor Adi Firansyah (alm) akhirnya buka suara dan menuntut tes DNA.
Pengakuan Ny Jenny di media ini menyulut masalah baru, apakah berarti benar Khirani adalah anak Adi?
Dugaan ini didasarkan atas hasil negatif tes DNA yang dibocorkan seseorang kepada Ny Jenny.
Kabar terbaru ini membuat perempuan setengah baya tersebut kembali mengenang kedekatan Mayang dengan Adi.
Sebelumnya Ny Jenny sempat menyatakan tentang kemungkinan Khirani adalah anak hasil hubungan Mayang dan Adi.
"Yang jelas, saya dan keluarga ingin tahu kebenarannya," katanya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ia pernah mengimbau agar dilakukan tes DNA pada Khirani.
Sebab hanya lewat tes DNA kebenaran akan terungkap, bukan dengan cara melihat kemiripan atau melihat foto belaka lalu ditarik kesimpulan bahwa Adi adalah ayah biologis Khirani.
"Saya belum percaya kalau dibilang tes DNA negatif (bukan anak Bambang- -Red). Saya baru percaya kalau hasil tes DNA diserahkan kepada saya," ucapnya Jumat (28/3/2008).
Jika akhirnya terbukti Khirani anak Adi, Jenny akan menerimanya dengan senang hati.
Namun, saat ini ia tak percaya hal-hal yang tidak ada buktinya.
Sebelumnya, Jenny juga mengaku sempat tahu kalau sang putra memang memiliki hubungan spesial dengan Mayangsari.
Bahkan, dua hari setelah Adi Firansyah meninggal, Mayangsari sempat datang ke rumahnya.
Mayang juga sempat bertemu Jenny dan menitipkan sebuah pesan.
"Aku inget banget, karena aku masih shock dia bilang mama jangan lupa makan," katanya.
Baca Juga: Jadi Janda Setelah Diselingkuhi, Kini Cathy Sharon Rela Jual Sayur Demi Berjuang Menghidupi Anak
Ayah Mayangsari Buka Suara
Sementara itu, ayah kandung Mayangsari, Ki Soegito Poerbotjarito (67) mengatakan tak percaya akan hasil tes DNA itu dan menilainya palsu.
Dalang kondang di eks Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah ini tetap yakin, Khirani merupakan buah hati pasangan Mayangsari (anak Soegito dari istri ketiga, Ny Larasatun Woro Cengkir Gading) yang kerap dipanggil Mayang dan putra ketiga mantan Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo alais Bambang Tri.
Soegito juga mengungkapkan, sewaktu Khirani lahir, dokter yang menanganinya menolak melakukan tes DNA, menyusul wacana yang kala itu sudah muncul, entah siapa yang mengembuskan.
Test DNA adalah untuk mengidentifikasi secara genetika status seorang bayi atau anak untuk mengetahui orang tua (ayah) aslinya.
"Saya waktu itu mendengar langsung dari dokter RS Internasional Bintaro yang menangani proses persalinan Mayang. Mereka tidak mau melakukan tes DNA," ujar Soegito tanpa menyebutkan alasannya.
Soegito mengaku ingat betul, Mayang yang saat itu berusia 35 tahun (lahir 23 Agustus 1971), melahirkan bayi perempuan di RS Internasional Bintaro dengan berat badan 2,6 kg dan panjang 46 cm.
Bayi yang diberi nama Khirani Siti Hartina Trihatmodjo alias Kiran itu lahir pukul 05.46 melalui operasi caesar.
Dua hari setelah persalinan, 2 April 2006, Mayang meninggalkan RS Internasional Bintaro.
Sambil mendekap buah hatinya, ia dijemput Bambang Trihatmodjo, Ny Larasatun Woro Cengkir Gading (ibunda Mayang), Gita Laras Wahyuni Retno Dewanti (adik kandung Mayang, sekaligus manajernya), Soegito, dan desainer Adjie Notonegoro.
Soegito mengaku sudah kebal terhadap suara-suara miring yang memojokkan Mayang.
"Biasalah, manusia punya mulut, ya memang untuk bicara. Mau bicara apa saja silakan. Saya tak terlalu memedulikannya. Justru saya mendoakan mereka yang memojokkan Mayang segera sadar akan perbuatannya. Tuhan Maha Tahu," ujarnya.
Dalam filosofi Jawa, sambung Soegito, geni aja dilawan karo geni (jangan melawan api dengan api).
"Kalau api dilawan dengan api, ya akan menyala. Artinya, kalau omongan keras dan kasar dilawan dengan keras dan kasar juga, apalagi emosional, ya akan berbahaya. Prinsip saya, omongan orang yang memojokkan Mayang, biarkan saja, nanti toh akan berhenti sendiri. Di sini saya menerapkan prinsip, geni ya kudune dilawan karo banyu (seharusnya api dilawan dengan air). Pasti api itu akan padam," ujar Soegito.