Namun data yang lengkap seperti itu tidak lepas dari peran para mahasiswa yang juga bertanggung jawab dalam menggunakan uang bantuan dengan menyertakan kuitansi pengeluaran.
Hal itu juga yang ditekankan padanya oleh para mahasiswa yang menerima bantuan dana darinya.
Ananda Badudu sempat mengunggah beberapa kuitansi yang dikirimkan padanya.
Tapi karena rata-rata yang berjualan adalah pedagang asongan, maka besar kemungkinan mereka tidak memiliki kuitansi atau bon resmi.
Dari kertas sampai sobekan dus air mineral, mereka menggunakan apapun sebagai bukti pembayaran.
Semua pun ditanda tangani oleh pedagang yang bersangkutan.
Salah satunya adalah kuitansi pembelian bubur ayam dan sate sejumlah Rp 1,85 juta yang jadi perhatian.
Pasalnya, ada 145 orang yang memesan bubur dan 200 tusuk sate.
Tak lupa Ananda Badudu juga menulis apresiasinya para pedagang yang mendukung aksi penyampaian pendapat mahasiswa tersebut.
Melihat hal ini, warganet pun berdecak kagum.
Pasalnya, di tengah situasi yang cukup ramai dan kacau, mereka masih bertanggung jawab dalam membuat bukti pembayaran.
@Dianphastt 'Mahasiswa, udah tau betapa ribetnya bikin LPJ, pas aksi tetep tertib administrasi'
@8ahtiarWitwicky : 'Beginilah seharusnya mengatur keuangan untuk banyak orang, bayangin mahasiswa aja yg ngatur keuangan pemerintah #HidupMahasiswa'
@patradianisa : 'Wah adik-adik mahasiswa ini. Bahagia banget liat ini. Keliatannya sepele, tapi ini menunjukkan mereka komit untuk pakai uang dengan tanggung jawab. Semoga Tuhan selalu menjaga kalian.'