Sudah Banting Tulang Cari Uang dari Bisnis Kuliner, Sepatu Uya Kuya dengan Harga Fantastis Dibakar Anak!

By Siti Afifah, Selasa, 1 Oktober 2019 | 15:15 WIB
Uya Kuya dan Nino (Google.om)

Sudah Banting Tulang Cari Uang dari Bisnis Kuliner, Sepatu Uya Kuya dengan Harga Fantastis Dibakar Anak!

SajianSedap.com - Nama Uya Kuya berhasil dikenal publik dengan kesibukannya menjadi seorang presenter.

Namun, sebelum jadi presenter, ternyata Uya Kuya juga pernah memiliki profesi menjadi penyanyi dan tergabung dalam trio 'Tofu'.

Tidak lagi menyanyi, pria yang bernama asli Surya Utama ini mencoba profesi lain sebagai pebisnis.

Salah satu bisnis yang dijalani oleh Uya Kuya adalah bisnis kuliner.

Tak main-main, pria yang bernama asli Surya Utama ini pun membuka sebuah restoran mewah bernuansa Jepang.

Baca Juga: 3 Hari Tidak Bisa Bangun Setelah Anaknya Dilecehkan, Ibunda Bebby Fey Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ruang Makannya Saja Semewah Ini

Alasan Uya Kuya tetap gigih dalam berbisnis adalah lantaran menurutnya, bisnis di bidang kuliner jauh lebih kuat untuk bertahan di tengah krisis keuangan sekalipun.

Sepatu Uya Kuya Dibakar Anak!

Sudah banting tulang cari uang dari bisnis kuliner, presenter Uya Kuya sempat marah besar kepada anaknya.

Pasalnya, sepatu kesayangan Uya seharga Rp 200 juta dibakar Sydney Agusto Putra Utama alias Nino Kuya.

Sepatu Uya Kuya dibakar anak tersebut ditayangkan di channel YouTube Nino Kuya beberapa waktu lalu.

Video di YouTube Nino Kuya itu mencuri perhatian publik karena membakar sepatu bermerk Nike Air Jordan X Cartwright Chicago milik Uya Kuya.

Baca Juga: Asmaranya Tak Pernah Terendus padahal Sudah 8 Tahun Pacaran, Terungkap Pekerjaan Sebenarnya Pacar Erie Suzan demi Sesuap Nasi

Uya Kuya pun buka suara terkait amarahnya kepada Nino Kuya yang membakar sepatunya tersebut.

Namun ternyata, sepatu yang dibakar itu bukan sepatu asli alias palsu.

"Wah itu di-prank sama Nino. Tapi pesan dari prank Nino adalah don't use fake, jangan membeli dan memakai barang palsu karena dia disrespect tidak menghargai sebuah karya intinya," kata Uya Kuya.