Tiga hari seusai akad nikah atau Minggu (18/10) petang hingga malam, Yenny dan Faris melangsungkan resepsi pernikahan di Gedung Sampoerna Strategic Square, kawasan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang akan dihadiri sekitar 1.500 undangan.
Lucunya, dalam pernikahan itu, Faris menyerahkan maskawin berupa sapi sebanyak 10 ekor dan perhiasan untuk Yenny.
Seorang kerabat Yenny menuturkan alasan dipilihnya sapi asal Probolinggo sebagai maskawin karena filosofinya untuk memperbanyak keturunan pada kemudian hari.
Bahkan setelah menikah, keduanya berencana membuat peternakan sapi.
"Sapi itu menunjukkan kekayaan kita. Sapi adalah hasil pertanian atau agrobisnis," ujar Dhohir Farisi atau yang biasa disapa Faris, dalam konferensi pers, di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Kamis (15/10).
Menurut Faris, jika setiap mempelai pria memberikan sapi sebagai maskawinnya, maka Indonesia tidak perlu mengimpor daging sapi.
Menurut Yenny, maskawin sapi itu adalah tradisi lama.
Para pendahulu juga menggunakan sapi sebagai mahar.
Pelestarian budaya tersebut yang ingin dilakukan kedua pengantin baru ini.
"Ketika ditawarkan mau enggak kalau maskawin sapi, saya setuju karena sesuai dengan tradisi. Selain itu, ingin mewariskan tradisi itu," ungkap Yenny.