"Tapi Mas Anang sekarang lebih enak ya," celetuk Andhika.
"Jujur aku lebih enteng sih. Tapi Dhik, aku ngomong nih, kamu kan kayaknya kepingin dulu sempet mau tertarik ke parlemen. Tapi kalau kamu memang punya keinginan, sebetulnya tidak masalah kita di parlemen," kata Anang yang membuat Andhika salah tingkah.
"Saya mantau aja dari jauh," jawab Andhika sambil tersenyum lebar.
"Tapi kalau saya sebagai istri saya sarankan lebih baik jangan," seloroh Ashanty tenang.
"Mungkin perlu dijelaskan juga, di parlemen tuh seru-seru aja," tambah Anang lagi.
"Tapi alasan Mas Anang akhirnya udah benar-benar total lepas dari parlemen apa?" tanya Ussy.
"Karena memang satu, pekerjaan di rumah menuntut. Terus di parlemen kan enggak mungkin diduakan. Sebetulnya kalau memang aku mau jalanin aja masuk lagi ya sebetulnya bisa ya, alhamdulillah kemarin konstituen yang di desaku, di Jember, masih mengharap aku masuk parlemen. Ya aku berpikir ya satu yang aku kepikiran kadang-kadang adalah istriku, anak-anakku, dia tidak sebebas seperti orang lain, karena kenapa? Nanti dia ke mana-mana, pernah kemarin kita digunjingkan, liburan ke luar negeri itu pakai dana rakyat. Meskipun tidak, mungkin aku akan ya udah lah, yang tahu kita, tapi anak-anak kadang merasa, 'ya udahlah pih, jangan', jadi risih! Itu saja. Karena aku sama keluarga kan hidup dari awal bukan dari politik, kalau iya mungkin kita sudah terbiasa dengan omongan itu," jawab Anang.