Rumah Ponari yang dulu berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu disulap menjadi rumah mewah berlantai keramik.
Ponari juga memiliki dua hektar sawah dan tanah, serta sepeda motor balap berharga puluhan juta rupiah.
Setelah secara ekonomi keluarganya naik drastis, Ponari justru enggan ke sekolah, hingga akhirnya tidak mengikuti ujian nasional.
Ponari pun akhirnya harus ikut program paket A.
"Tahun kemarin (2015) ikut ujian di program paket A, alhamdulillah lulus.
Sekarang melanjutkan lagi ke sekolah Tsanawiyah (sekolah Islam setingkat SMP). Baru kelas satu," tuturnya