Dia mengatakan bahwa ada waktu ketika dia tidak bisa makan apa-apa selain nasi selama tiga hari karena keluarga hanya mampu membeli roti dalam jumlah terbatas.
Dan biasanya tetap roti-roti tersebut ia relakan untuk untuk dimakan anak perempuan mereka.
“Saya khawatir gas memasak akan habis (jika saya memasak nasi)."
"Jadi jika saya merasa sangat lapar, danh saya akan memilih makan es batu saja.” kata Aisha.
Sutradara film dari Malaysia, Azreen Madzlan, mendengar tentang kisah Aisha dan Paymitra.
Ia pun terinspirasi untuk membuat film dokumenter berdurasi 20 menit berjudul "For Paymitra" tentang perjuangan keuangan yang dialami oleh keluarga yang tinggal di unit PPR (Perumahan Rakyat).
Film Madzlan dibuat setelah sebuah laporan Unicef diterbitkan yang mengatakan satu dari lima anak yang tinggal di rumah susun murah di Kuala Lumpur menderita kekurangan gizi.
Sayangnya, terlepas dari upaya orang tuanya, Paymitra adalah salah satu dari anak-anak itu.