Benarkah Makanan Impor Dari China Bisa Menyebarkan Virus Corona? Ini Penjelasan Kemenkes
SajianSedap.com - Masyarakat diminta tidak percaya begitu saja kalau ada yang mengatakan bahwa penyebaran virus corona bisa berasal dari pakaian bekas impor ataupun buah dari China.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr Anung Sugihantono menegaskan, sampai saat ini mekanisme penularan yang sesungguhnya belum diketahui.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih dalam penyelidikan dan pengawasan terhadap kasus virus corona yang sudah menyebar ke berbagai negara selain wilayah asalnya, yaitu di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Baca Juga: Siapa Bilang Antibiotik Cuma Ada dalam Obat? Bumbu Dapur Ini Bisa Jadi Solusi Antibiotik Alami!
Namun, dugaan yang paling kuat penyebaran tersebut terjadi melalui kontak langsung.
Kontak langsung terjadi saat kita berbicara dengan orang yang terjangkit atau baru pulang dari Wuhan yang mungkin memiliki virus tetapi belum ada gejalanya.
Selain itu, juga bisa melalui udara di sekitar ketika Anda serta melalui droplet.
Droplet merupakan partikel kecil dari mulut (air liur) penderita yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Kira-kira bisakah makanan impor picu virus corona menyebar?
Penjelasan Kemenkes Penyebaran Virus Corona
Kemenkes menjelaskan bahwa tidak ada kaitannya dengan makanan impor ataupun pakaian yang digunakan.
"Tidak ada ceritanya pakaian, termasuk baju bekas atau makanan impor dari China bisa menyebar (virus corona) melalui itu," kata Anung di Gedung Kemenkes RI, Senin (27/1/2020).
Asalkan semua barang tersebut dicuci dengan bersih, tidak akan ada masalah.
Namun, ini tak hanya barang yang dibeli dari China.
Semua barang yang dibeli dari mana pun harus mendapat perlakuan yang sama, yakni dicuci sampai bersih.
Hal yang perlu diwaspadai juga adalah untuk tidak dekat-dekat dengan pasar unggas, hewan liar yang diduga menjadi sumber penularan.
Baca Juga: Sering Dianggap Tidak Sehat dan Mematikan, Siapa Sangka Ternyata Jeroan Punya Banyak Manfaat !
Baca Juga: Siapa Sangka Cuma dengan Minum Air Rebusan Kelapa, Tubuh Akan Rasakan 8 Hal Mencengangkan Ini!
Selain itu, antisipasi diri untuk menggunakan masker saat berada di dekat orang yang sedang batuk-batuk ataupun flu.
Jika Anda merasa khawatir dengan kondisi tubuh Anda dan menemukan beberapa gejala, seperti demam tinggi lebih dari 38 derajat celsius, batuk, pilek, merasa tidak enak badan, dan sesak napas, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Namun, untuk memastikan positif atau negatifnya seseorang terhadap virus corona ini, konfirmasi langsung hanyalah melalui pengecekan kesehatan di Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kemenkes.
Hasilnya akan diketahui dalam waktu dua atau tiga hari setelah pemeriksaan kesehatan.
Orang Pertama yang Sembuh dari Virus Corona
Seorang pemuda asal China bermarga Huang menjadi orang pertama yang sembuh setelah terjangkit virus corona.
Huang yang masih berusia 23 tahun telah dinyatakan sembuh dari virus mematikan yang kini sedang mewabah.
Dilansir dari wawancaranya dengan Daily Mail, Huang menceritakan apa yang ia alami dan apa yang ia lakukan selama sakit setelah terkena corona.
Diketahui, ia seorang pekerja di Stasiun Kereta Hankou dan tinggal di kota Wuhan di mana tempat virus corona mematikan itu berasal.
Baca Juga: Sering Jadi Sarapan, Makan Roti Tawar dengan Selai Ternyata Berbahaya Bagi Tubuh, ini Alasannya
Tempat ia bekerja tersebut berada di pusat transportasi yang terletak satu kilometer (0,6 mil) bagian barat dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.
Suatu hari, Huang awalnya mengalami gejala sakit kepala, pusing, dan kondisi badan terasa lesu.
Gejala itu dialami Huang pada 24 Desember 2019 dan makin memburuk di hari berikutnya.
Ia lalu memutuskan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri.
"Saya menderita demam berulang kali sejak 28 Desember dan 2 Januari dan dirawat di karantina," kata Huang.
Artikel Berlanjut Setelah Video Di Bawah Ini :
Ia sempat berpikir bahwa penyakit yang dideritanya saat itu hanyalah flu biasa.
Maka pada saat itu ia sempat mengambil cuti sakit dari tempat kerja untuk melakukan periksa menuju rumah sakit terdekat.
Huang mengaku dokter memberinya suntikan Penicilin G dan beberapa resep obat untuk diminum.
Tetapi setelah mengonsumsi obat dari dokter selama tiga hari, kondisinya pun tetap tidak kunjung membaik.
Di sisi lain, ia sempat kembali masuk kerja karena khawatir libur cutinya terlalu panjang.
Baca Juga: Ingin Makan Nasi Saat Diet tapi Berat Tetap Turun? Bisa Banget Asal Tahu Cara Ini!
Hingga akhirnya ia kembali demam saat berada di bus menuju stasiun kereta.
Akhirnya Huang kembali kontrol ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ternyata hasil lab dan tes menunjukkan pembacaan abnormal terhadap fungsi hatinya.
Atas kondisinya yang tidak baik tersebut ia mengaku mengalami kritis.
Pada 1 Januari 2020, Huang diduga menderita pneumonia di Rumah Sakit Union, kota Wuhan, Cina.
Lalu, ia dirujuk ke Rumah Sakit Jinyintan, di mana tempat sebagian besar pasien virus corona dirawat dan dikarantina.
"Para petugas medis tidak memaparkan satu inci pun kulit dan terbungkus rapat," tambahnya ketika menggambarkan situasi di dalam bangsalnya.
Lebih lanjut, petugas rumah sakit atau perawat medis berperilaku ramah, berdedikasi, dan pekerja keras.
Baca Juga: Ajaib! Deretan Hal Tak Terduga Ini Bisa Didapat Cuma dengan Rutin Minum Susu Dingin Setiap Pagi
Saat ia sakit, ia mengaku susah menggerakkan tubuhnya dan harus menghirup oksigen terus-menerus.
Namun akhirnya Huang sembuh dari penyakit tersebut.
Menurut Huang, kesembuhannya tersebut dapat berlangsung cepat karena usianya yang masih muda dan mendapat perawatan cermat baik dari saudara perempuannya dan juga dokter.
"Saya pulih tercepat karena saya masih muda. Saya baru berusia 23," simpulnya.