4. Siswa Lapor ke Orangtua
Setelah kejadian itu, ada 1 satu orang siswa yang menjadi korban lari ke rumah untuk memberitahukan hal itu kepada orangtua.
"Sampai kami punya teman satu lari pulang lapor orangtua," kata Ar, siswa yang jadi korban.
Kasus itu pun terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orang tua siswa yang menyampaikan hal tersebut di dalam grup WhatsApp humas sekolah.
"Tidak lama, kami dengar kalau orang sudah kasih naik di WA grup orangtua."
"Baru tidak lama orangtua datang ke sekolah. Pembina pun baru tahu kejadian itu hari Jumat, tanggal 21 Februari," ungkap Ar.
Baca Juga: Nunggak Sewa Hingga 33 Juta Rupiah, Seorang Pria Tinggalkan Hal Menjijikan Di Dapur Kontrakannya
5. Siswa juga Dapat Kekerasan Fisik
Ar mengaku, sebelumnya, dirinya bersama murid kelas VII lainnnya sering mendapat kekerasan fisik dari oknum socius di sekolah tersebut.
Namun, meski sering mendapat kekerasan fisik, mereka tidak berani mengadu kepada para guru atau pimpinan sekolah tersebut.
Hal tersebut karena mereka takut akan dihukum lagi oleh para socius atau kakak kelasnya.
6. Orangtua Siswa Kecewa
Martinus, salah satu orangtua murid merasa sangat kecewa terhadap perlakuan pendamping asrama yang menyiksa anak-anak dengan memaksa makan kotoran manusia.
"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu dipecat saja," ujar Martinus.
"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini."
"Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia.