"Akhirnya kami bawa ke dokter tumbuh kembang dan bawa ke psikolog. Opini satu dokter doang enggak percaya, masih denial," ujar Dian.
Tak percaya dengan satu dokter, Dian membawa ke tiga dokter yang lain.
Dian harus menerima kenyataan anaknya yang masih 8 bulan berkebutuhan khusus.
"Setelah cek ke tiga dokter, ternyata benar (berkebutuhan khusus).
Itu anak saya baru umurnya 8 bulan," ungkap Dian.
Seorang ibu tentu ingin kesembuhan maksimal untuk anaknya.
Begitu juga dengan Dian Sastro yang memberikan terapi khusus pada putranya ini.
"Akhirnya kita membuka diri melakukan intervensi, terapi okupasi, wicara, dan perilaku," ungkap Dian.
Terapi demi terapi dilakukan untuk putra sulungnya agar bisa berinteraksi seperti anak lain.
Berbagai terapi ini ternyata membawa dampak baik untuk Shailendra.
"Kabar baik, dengan intervensi yang lumayan early dari umur delapan bulan saya terapi secara nonstop, ada sampai empat tahun," ungkap Dian.
Kondisinya makin membaik dan akhirnya setelah empat tahun terapi nonstop Dian menghentikan terapi pada putranya.
Terapi sejak dini itu terbukti mampu membuat putra Dian dinyatakan tak perlu ikut terapi saat berusia 6 tahun.