Dalam penelitian itu memang tidak diteliti virus, tetapi para ahli mencoba melihat kaitan antara berapa lama jamur dan bakteri yang mengontaminasi bahan kain.
Temuan studi itu menyebut, serat yang lembut, seperti sintetis, semi-sintetis, dan juga serat sutera, menunjukkan tingkat kontaminasi yang lebih sedikit dibanding dengan serat alami seperti wool, katun, atau rami.
Penelitian itu menjadi penting karena hampir sepanjang hari kita melakukan kontak dengan bahan kain, entah itu pakaian, handuk, atau pun sprai tempat tidur.
“Itu sebabnya kami sangat berhati-hati melakukan kontak dengan pasien isolasi di rumah sakit. Dalam fasilitas kesehatan, kami mengamati apa yang bisa terkontaminasi dengan yang tidak,” ujar Nega.
Sebagai tindakan pencegahan, para ahli menyarankan agar kita segera mengganti pakaian sesampai di rumah, apalagi jika kita baru bepergian dan kontak dengan banyak orang.
Cara membersihkan Untuk membunuh kuman di permukaan, kita bisa memakai bahan disinfektan berbasis alkohol, cairan alkohol 70 persen, atau zat pemutih lain.
Sterilisasi dengan cara mengelap bagian permukaan meja, gagang pintu, tempat cuci piring, dan juga tempat yang banyak dipakai orang.
Sementara itu, untuk membersihkan bahan kain, cuci secara teratur sampai bersih.
Jika diperlukan, cuci dengan air hangat karena bisa mengurangi jumlah kuman secara signifikan.
Bila kita memakai mesin cuci, jangan memasukkan cucian terlalu penuh agar cukup ruang bagi seluruh pakaian untuk terpapar sabun.
Setelah itu, jemur pakaian di bawah sinar matahari langsung untuk membunuh bakteri.
Jika ada anggota keluarga yang sakit menular, jangan lupa juga untuk mencuci tempat cucian dengan sabun serta mesin cuci. Baca buku panduan cara membersihkan mesin cuci.
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Barang-barang di Sekitar Kita Bisa Menjadi 'Sarang' Droplet Covid-19, Jangan Panik! Ini Lama Waktu Virus Corona Bisa Bertahan di Masing-masing Benda, Lebih Lama Mana?