Lockdown di India Kacau! Sejumlah Warga Kelaparan Hingga Banyak yang Tewas Bukan Karena Virus Corona
SajianSedap.com - Perdana Menteri Narendra Modi telah menerapkan lockdown di India untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), sejak Rabu (25/3/2020),
Rencananya, lockdown akan dilakukan selama 21 hari.
Namun, belum genap seminggu, kekacauan terjadi di sejumlah wilayah India akibat lockdown.
Banyak buruh pabrik harus berjalan kaki untuk pulang ke kampung halamannya karena ada pembatasan transportasi umum.
Kepulangan mereka ini bukan semata-mata untuk 'menikmati' masa lockdown.
Baca Juga: Sayur Lodeh, A Fulfilling Javanese Soup for Easy and Quick Lunch!
Baca Juga: Healthy and Hassle-Free, 4 Food Trends You Will See Everywhere in 2020, According to Food Experts
Mereka terancam tak bisa memenuhi kebutuhan dan kelaparan jika bertahan di kota tempat mereka bekerja.
Pasalnya, pabrik-pabrik industri telah ditutup dan upah mereka dibayar secara harian.
Lockdown di India Kacau
Mereka tidak ada pilihan lain selain pulang ke kampung halamannya berjalan kaki.
Namun, beberapa dari mereka justru mengalami nasib tragis karena harus kehilangan nyawa ketika berjalan kaki menuju kampung halaman.
Seperti yang diberitakan Times of India, seorang pria berusia 39 tahun meninggal setelah berjalan sepanjang 200 kilometer dari Agra ke Delhi.
Pria bernama Ranveer Singh tersebut meninggal dalam perjalanan pulang ke Morena, distrik di Madhya Pradesh.
Sebelum meninggal, Singh sempat mengeluh sakit di bagian dada dan menelepon saudara iparnya.
Ia diduga meninggal dunia akibat kelelahan berjalan kaki.
Pejalan kaki lainnya, juga harus meregang nyawa karena terlibat dalam kecelakaan.
Seorang pekerja bersama dua anaknya yang tak diketahui identitasnya, tewas tertabrak di Haryana.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Banyak Warga yang Tewas
Sementara itu, Indiana Express memberitakan soal empat pejalan kaki yang tewas karena tertabrak truk pada Sabtu (28/3/2020) di Mumbai.
Mereka saat itu tengah dalam perjalanan menuju kampung mereka di Rajasthan.
Sopir truk yang sempat melarikan diri berhasil ditangkap dan diamankan oleh pihak kepolisian.
Korban kecelakaan ini merupakan pekerja di kedai teh dan sebuah kantin di Mumbai.
Masih dari pemberitaan Indiana Express, seorang pria lansia berusia 62 tahun meninggal ketika pulang dari rumah sakit menuju rumahnya yang berjarak delapan kilometer.
Karena adanya pembatasan transportasi umum, ia pun memilih berjalan kaki.
Namun, saat hampir tiba di rumahnya, ia jatuh pingsan dan kembali dibawa ke rumah sakit.
Sayang, setibanya di rumah sakit, ia dinyatakan meninggal.
Korban meninggal akibat India lockdown semakin bertambah.
Dilansir The Hindu, 4 orang di Tamil Nadu meninggal dalam kebakaran hutan saat mengambil jalan pintas menuju kampung halaman mereka.
Tak hanya itu, banyak pasien yang sakit meninggal dunia akibat tidak bisa segera ke rumah sakit akibat lockdown.
Mengutip Indiana Express, seorang pria meninggal akibat mengalami serangan jantung setelah kepolisian Karnataka melarang keponakannya pergi ke rumah sakit.
Juga seorang wanita berusia 70 tahun yang meninggal di ambulans dalam perjalanan ke rumah sakit karena sejumlah jalanan ditutup.
Banyak kritik dilayangkan terkait penerapan lockdown di India.
Pasalnya, keputusan lockdown diambil ketika perencanaan dan pengaturan belum dibuat secara matang.
Dilansir Tribunnews yang mengutip AlJazeera, Narendra Modi menyampaikan permintaan maafnya terkait peraturan lockdown.
"Saya minta maaf karena mengambil langkah-langkah kasar yang telah menyebabkan kesulitan dalam hidup Anda, terutama orang-orang miskin," kata Modi, Minggu (29/3/2020)
"Aku tahu beberapa dari kalian akan marah padaku."
"Tapi tindakan keras ini diperlukan untuk memenangkan pertempuran ini,"imbuh dia.
Diketahui, jumlah kasus Covid-19 di India hingg Selasa (31/3/2020), telah mencapai angka 1.251.
Berdasarkan data worldometers.info, 32 pasien corona diantaranya dinyatakan meninggal. Sementara 102 lainnya telah sembuh
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dampak India Lockdown, Kekacauan Terjadi hingga Sejumlah Warga Meninggal Bukan karena Corona