Diminta Polisi untuk Tutup Usahanya, Isi Hati Pedagang ini Jadi Sorotan, 'Racunin aja Kami Semua kan Biar Kami Mati'

By Raka, Senin, 13 April 2020 | 17:45 WIB
Curhatan seorang pedagang kepada petugas kepolisian (Sripoku)

SajianSedap.com - Penerapan jaga jarak yang diumumkan Pemerintah membuat sejumlah pedagang resah.

Hal ini karena sejumlah pedagang harus rela menutup usahanya guna mencegah penyebaran virus corona.

Namun, tak sedikit pedagang yang melontarkan isi hatinya.

Baca Juga: Sampai Harus Tahan Makan Selama 6 Jam, Pasien Sembuh Corona Ini Curhat Perjuangan Tim Medis: 'Buang Air Kecil Aja ke Pampers'

Ibarat buah simalakama, inilah curahan hati seorang ibu yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima.

Ibu ini berasal dari Padang dan berjualan demi menghidupi keluarganya.

Di tengah pandemi corona, banyak masyatakat kehilangan pekerjaan bahkan ada yang harus rela menutup lapaknya sendiri.

Bukan tak mau menurut dengan pemerintah, beberapa pedagang tidak tahu harus bagaimana selain berjualan untuk bertahan hidup.

Video berdurasi singkat yang memperlihatkan seorang ibu masih membuka lapaknya dengan berjualan pakaian di tengah pandemi corona.

Baca Juga: Bukannya Di Rumah, Puluhan Bapak-bapak Di Tangerang Malah Sibuk Sabung Ayam di Tengah Wabah Corona

Baca Juga: Layani 200 Jenazah Virus Corona dalam Satu Hari, Petugas Makam: 'Begitu Banyak Orang Mati dalam Waktu Sangat Singkat'

Baca Juga: Tanda Berakhirnya Virus Corona Mulai Terlihat! Angka Kesembuhan Meningkat Pesat Hingga Indonesia Dibantu 58 Negara Untuk Lakukan Hal Ini

Nampak sejumlah petugas dari anggota kepolisian menghampiri si ibu lalu menyampaikan perintah negara dengan memberikan arahan seputar virus corona.

"Cuma kalo bisa pak, kalo boleh ya pak ya, saya mewakili ibu-ibu, kami butuh makan pak, anak kami masih kecil-kecil," ungkap ibu itu sambil menahan tangis.

Ucapan ibu ini pun begitu menyayat hati, "di luar mati karena corona, di rumah kami mati kelaparan pak," ujarnya.

"Kan sama mati-mati juga pak, emang gak kasian sama kami," tambah si ibu.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

Curahan hati pedagang

Ibu ini mengungkapkan kesusahan yang dialaminya sebagai dampak pandmi virus corona.

"Cicilan katanya boleh ditangguhkan, tidak ada penangguhan pak, boleh ditangguhkan ibu tapi ibu bayar murah katanya harus bayar, kami bayar dari mana pak," ucap ibu itu lagi.

"Kami hanya dagang kaki lima, kami ngerti buat kita bersama, tapi kalo seperti ini kami gak makan gimana pak," ujarnya lagi.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Dari Dokter Temukan Gejala Baru Virus Corona sampai Reaksi Glenn Fredly Saat Pertama Kali Tahu Dirinya Sakit

"Kalo ada solusi dari pemerintah tolong kami, bantu kami sembako buat makan pak," ujar si ibu hampir menangis.

Seorang petugas pun menimpali keluhan si ibu dan mencoba memberikan pengertian terkait permasalahannya.

"Ibu tenang aja, nanti keluhan ibu akan saya sampaikan ke kepala saya keluhannya nih para pedagang begini-begini, sekarang siapa yang mau tanggung jawab kan begitu," ujar seorang petugas.

Ibu tersebut masih mengeluarkan beban yang ada di hatinya dengan ekspresi yang cemas dan bingung.

"Nah pak di rumah kami mati kelaparan, di luar mati karena corona, mana yang mana kalo gak racunin aja kami semua kan biar kami mati," ungkap si ibu sambil terisak.

"Gimana gak hancur 'bu minta makan' gak ada yang buat dimakan, 10 hari kami numpang tetangga, tetangga juga kalo gak dibayarlama-lama gak mau pak, dia kan juga butuh modal," ujar si ibu.

Baca Juga: WASPADA! Bukan Virus Corona, FIlsuf Sebut Ancaman Besar Ini yang Bisa Memusnahkan Manusia, Apa Itu?

"Kemana kami harus ngadu pak? Kami dirumahkan tapi gimana," tambahnya.

Diketahui jika ibu ini bernama Yernis berasal dari Kota Solok, Padang dan memiliki 4 orang anak, sementara suaminya juga berprofesi sebagai pedagang kaki lima.

"Saya punya anak 4, suami saya juga dagang sama barengan, kalo gak dagang kami gak makan pak," ucap si ibu di akhir video.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Curhat Ibu Pedagang Bak Buah Simalakama, Ngeluh di Luar Mati karena Corona, di Rumah Mati Kelaparan