Jokowi Kembali Bagikan Kabar Gembira! Kepastian Berakhirnya Virus Corona Mulai Terlihat Di Hari Pertama Ramadhan! Presiden Beberkan Hasil Penelitian

By Siti Afifah, Sabtu, 25 April 2020 | 15:15 WIB
Kabar gembira dari Jokowi! Berakhirnya virus corona mulai terlihat di tengah bulan ramadhan (Tribun Manado)

Jokowi Kembali Bagikan Kabar Gembira! Kepastian Berakhirnya Virus Corona Mulai Terlihat Di Hari Pertama Ramadhan! Presiden Beberkan Hasil Penelitian

SajianSedap.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kabar baik untuk masyarakat berkaitan dengan penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Dilansir dari TribunWow.com, Jokowi mengatakan penyebaran Virus Corona dipengaruhi oleh tingkat kelembapan udara, dan tingkat paparan sinar matahari.

Semakin tinggi paparan udara dan sinar matahari maka semakin rentan Virus Corona untuk bisa bertahan hidup.

Itu artinya Virus Corona ini tidak bisa bertahan lama pada cuaca panas.

Kepastian tersebut menurut Jokowi berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan di Amerika Serikat.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam konferensi video di Istana Merdeka, Jumat (24/4/2020) yang ditayangkan melalui Youtube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Where To Stay in Puncak: Pullman Ciawi Vimala Hills Resort, The Perfect Retreat from City Life

Baca Juga: From Dishwasher To Restaurateur, Chef Arnold Poernomo Reveals His Secrets for Successful Restaurants!

Kabar Gembira dari Jokowi

"Tadi pagi saya mendengar penyataan dari pejabat departemen of Homeland Security dari pemerintah Amerika Serikat yang menyampaikan hasil penelitian"

"Bahwa suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembaban udara sangat mempengaruhi kecepatan kematian virus Corona di udara dan dipermukaan tidak berpori," ujar Jokowi.

Kabar baik itu pun disyukuri oleh Jokowi, karena seperti diketahui kita semua hidup di Indonesia yang memiliki iklim tropis.

"Berita ini merupakan kabar menggembirakan bagi kita, Karena kita hidup di alam tropis, yang suhunya panas, udaranya lembab, dan kaya akan Sinar matahari," katanya.

Namun meski begitu, Jokowi berharap hal tersebut tidak lantas membuat masyarakat merasa bebas.

Baca Juga: Pantas Bisa Kambuh Lagi Walau Sudah Sembuh, Para Ahli Menyebut Jika Virus Corona hanya 'Tertidur' dalam Tubuh Pasien

Baca Juga: Kabar Gembira dari Lembaga Peneliti Indonesia! Terapi Plasma Darah Ampuh Atasi Virus Corona dan Akan Segera Diterapkan! Begini Hasil Temuannya

Jokowi menegaskan harus tetap mengikuti anjuran-anjuran yang sudah diberikan, untuk semakin memperkecil tingkat penyebaran Virus Corona.

"Satu, cuci tangan, selalu cuci tangan. Yang kedua, selalu menggunakan masker. Yang ketiga, jaga jarak."

"Dan yang keempat tingkatkan imunitas, tingkatkan daya tahan tubuh," pungkasnya.

Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini

Efek Jangka Panjang Corona

Gejala Covid-19 sudah dikenal luas, dan serangkaian tindakan pengobatan telah digunakan untuk menyelamatkan nyawa.

Namun, sedikit yang diketahui tentang apa yang terjadi setelah pemulihan.

1. Infeksi pernapasan dapat merusak paru-paru

“Infeksi saluran pernafasan dapat menyebabkan apa saja,"

"Mulai dari batuk sederhana yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan hingga mengi atau asma kronis,” kata Dr Martin, dokter spesialis paru-paru di California.

Dia menambahkan bahwa ketika infeksi pernafasan parah, pemulihan dapat diperpanjang - bahkan setelah fungsi paru-paru kembali normal.

Baca Juga: Positif Corona Hingga Diisolasi di Wisma Atlet, Seorang Pasien Ungkap Kesehariannya: Suster Heboh Bukan Main

Baca Juga: Jadi Obat Andalan Untuk Sembuhkan Pasien Corona di Indonesia, Siapa Sangka Chloroquine Justru Banyak Memakan Korban Jiwa! Begini Kata Peneliti

Tidak semua orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki risiko yang sama soal konsekuensi jangka panjang infeksi SARS-CoV-2.

Mereka yang paling berisiko adalah orang 65 tahun dan lebih tua, orang-orang dengan paru-paru kronis, jantung, ginjal dan penyakit hati.

Selain itu, ia mengatakan orang lain yang bisa berisiko adalah mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu dan orang-orang dengan obesitas atau diabetes.

 

2. Sindrom perawatan pasca-intensif

Pasien Virus Corona

Sementara penempatan di ICU rumah sakit dapat menyelamatkan nyawa bagi pasien dengan penyakit parah.

Hal itu juga dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan lain yang signifikan.

Secara umum, orang yang membutuhkan perawatan intensif berada pada risiko yang lebih besar untuk masalah kesehatan mental seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD),.

Kecemasan, dan depresi ketika mereka keluar dari perawatan.

Baca Juga: Terima Kenyataan Pahit Dua Project Film Tertunda Karena Corona, Luna Maya Bicara Soal Isu Bangkrut : ya Alhamdulillah Didoain

Baca Juga: Ramalannya Jadi Nyata! Bill Gates Dituduh Sebagai Biang Keladi Penyebaran Virus Corona! Begini Hasil Terawangannya 5 Tahun yang Lalu

Mereka mungkin juga memiliki gangguan kognitif yang signifikan dan kemampuan fisik yang terbatas.

“Post-intensif care syndrome (PICS) digunakan untuk menggambarkan pasien yang telah selamat dari penyakit kritis yang parah,"

"Namun masih perlu perawatan intensif yang diperlukan untuk bertahan hidup."

"Pasien dapat memiliki beberapa kombinasi gangguan fisik, gangguan kognitif, dan gangguan kejiwaan,”

“Gangguan fisik yang bisa terjadi antara lain kelemahan dan kekurangan gizi."

"Gangguan kognitif dapat mencakup penurunan daya ingat, penurunan perhatian, dan penurunan ketajaman mental atau kemampuan memecahkan masalah.”jelas Weinstein.

Baca Juga: Sembuh Tanpa Obat! Ternyata Hal Ini yang Jadi Kunci Pasien Positif Corona Berhasil Basmi Virus dari Tubuhnya! Cuma Lakukan Hal Sepele Ini di Rumah

Baca Juga: Bukannya Mereda, Seorang Dokter Prediksi Jumlah Virus Corona Bakal Melonjak Tajam di Bulan Mei & Rumah Sakit akan Lumpuh

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Jokowi Sampaikan Kabar Baik, Berdasarkan Penelitian di Amerika Virus Corona Rentan Cuaca Panas