Sebelumnya, pengakuan Abah Tono hanya mendapat uang Rp 1.500 dari memulung barang rongsokan di Bandung, Jawa Barat, membuat tetangganya meradang dan malu.
Sebab, setelah pengakuannya viral, tetangganya di Kampung Babakan Sondiri, RT 02 RW 07, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, menjadi malu karena dianggap tidak peduli.
Padahal, kenyataannya Abah Tono termasuk warga yang berkecukupan, bahkan rumahnya saja dua tingkat.
"Tetangga Abah Tono dicemooh karena dianggap tidak peduli. RT RW juga banyak yang tidak terima kalau dibilang Abah Tono buat makan saja susah," tutur Kepala Desa Pangauban Enep Rusna saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/5/2020).
Sebagai pemangku jabatan pemerintahan desa, Enep pun mendapat imbas negatif.
Beberapa orang pejabat menegurnya dan meminta agar dirinya segera membantu Abah Tono.
"Kenyataan Abah Tono punya rumah bagus, buat makan juga enggak kesulitan karena anak-anaknya pada kerja di pabrik-pabrik. Terus, bantuan tunai dari desa berupa sembako juga setiap bulan dikasih," ungkapnya.
Sejak video Abah Tono viral, Enep mengatakan, kampungnya sering kedatangan orang-orang kaya yang ingin membantu Abah Tono.
Namun, setelah melihat kondisi asli Abah Tono, tidak sedikit para dermawan yang mengaku kecewa dan merasa tertipu.
"Kalau yang mengadu ke saya ada tiga orang merasa ketipu. Ada dua kali saya dengar dia bilang seperti kena prank, atau apalah gitu. Karena banyak yang merasa tertipu, akhirnya yang tadinya mau ngasih bantuan ke Pak Tono malah ngasihnya ke tetangga Pak Tono yang benar-benar miskin," ungkapnya.