Meninggal di Bulan Puasa, Penyakit yang Renggut Nyawa Julia Perez Ternyata Bisa Disebabkan dari Menu Buka Puasa, Lo!
SajianSedap.com - 3 tahun sudah Julia Perez meninggalkan kita semua.
Julia Perez diketahui meninggal saat bulan puasa 2017 lalu.
Ia akhirnya menyerah pada kanker rahim yang menggerogoti tubuhnya.
Jupe meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Bulan Ramadan tahun ini jadi tahun ketiga bagi keluarga tanpa kehadirannya.
Kesedihan pun masih terlihat dari raut wajah keluarga mendiang penyanyi dan aktris itu.
Ibu Jupe Masih Menangis Sampai Sekarang
Pantauan Sripoku.com dari akun Instagram @juliaperez, pada Minggu (5/5/2019) sang ibu, Sri Wulansih, dan sang adik, Nia Anggia nampak mengunjungi peristirahatan terakhir Jupe.
Dalam keterangan foto tersebut, akun Instagram yang kini dipegang oleh pihak keluarga pun menuliskan doa untuk Julia Perez.
Lebih lanjut dilansir Grid.ID dari tayangan Kiss Pagi yang diunggah kanal YouTube Indosiar pada Minggu (5/5/2019), ada salah satu sosok yang tak ikut dalam rombongan tersebut.
Ia adalah Della Perez, yang kini tengah sibuk bekerja.
Meski tanpa didampingi Della Perez, namun sang ibunda merasa senang bisa mengunjungi makam putri sulungnya.
"Nggak apa-apa kita semua hadir di sini bareng cucu-cucu. Ya senenglah, seneng banget," imbuhnya.
Rupanya kegiatan ziarah ke makam tak hanya dilakukan menjelang bulan Ramadan saja, namun juga dilakukan keluarga Jupe di hari-hari biasa.
Kala ditanya perihal kerinduan menjalani bulan suci Ramadan tanpa Jupe, sang ibu, Sri Wulansih, tak kuasa menahan air mata.
"Mama jangan ditanyain terus, pasti sedih ya apalagi namanya anak ya nomor 1. Suka dan dukanya dia kan banyak sama anaknya Julia," ungkap Nia Anggia.
"Kalau ditanyain masalah Juli pastilah sensitif nangis. Jangankan mama, kalau aku ditanyain juga sensitif ya, sedih sedih aja," lanjut Nia Anggia.
Semakin lama kepergian Jupe, keluarga semakin merasakan sebuah kehilangan.
"Kita semakin lama semakin berasa Jupe nggak ada, jadinya makin berat kalau aku bilang ya, bukan pertama tapi yang aku bilang makin lama itu lho ditinggalkan seseorang makin berat."
"Jadi jujur aja buat kita itu berat banget ditinggalin sama Uwik gitu," ungkap Nia Anggia.
Makanan Penyebab Kanker Serviks
Coba sebutkan makanan dan minuman apa saja yang biasa disajikan untuk buka puasa?
Pasti diantaranya banyak yang menyebut makanan dan minuman manis.
Tahukah Anda, kalau minuman manis ternyata bisa jadi penyebab kanker serviks?
Hal itu dikemukakan dalam sebuah studi yang dilansir dari cervicalcancernews.com yang juga muncul dalam jurnal Translational Cancer Research.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Studi itu menemukan bahwa mereka mengidap kanker serviks mungkin mengonsumsi minuman minuman yang dimaniskan dengan gula.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mengonsumsi gula atau minuman soda, jus kemasan, minuman olahraga, teh, dan minuman lain yang mengandung pemanis kalori tambahan dikaitkan dengan sejumlah penyakit.
Diantaranya adalah obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker seperti kanker pankreas dan endometrium.
Risiko kekambuhan kanker usus besar dan kematian di antara penderita kanker juga tampaknya terkait dengan minuman yang dimaniskan dengan gula.
Untuk mengevaluasi dampak kanker dan faktor risiko lain pada asupan gula dari minuman yang dimaniskan, Tung-Sung Tseng dan rekannya di LSU Health New Orleans School of Public Health menganalisis data dari 22.182 orang dewasa, berusia 20 tahun atau lebih, menggunakan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 2003–2012.
Minuman yang digunakan dalam survei adalah soda, jus buah manis, minuman rasa buah, minuman energi, minuman olahraga, teh dan kopi manis, dan jenis minuman manis lainnya.
Lima puluh tujuh persen dari semua peserta survei memiliki asupan gula yang tinggi dari minuman yang dimaniskan dengan gula.
Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa orang yang bebas kanker mengonsumsi lebih banyak minuman yang dimaniskan dengan gula daripada para penyintas kanker (16,7 persen berbanding 7,7 persen).
Para peneliti menyarankan mengurangi konsumsi gula dari minuman yang diberi pemanis gula harus dilakukan untuk mereka yang bebas kanker dan para penyintas kanker.
Tim peneliti menempatkan prioritas tinggi pada mereka yang berada dalam kelompok usia yang lebih muda.