Bak Petir Disiang Bolong, WHO Kembali Temukan Gejala Baru Virus Corona! Bukan Kondisi Fisik, Ternyata Gangguan Psikis Ini Bisa Jadi Ciri-cirinya

By Siti Afifah, Kamis, 21 Mei 2020 | 08:16 WIB
Temuan baru kembali terungkap! WHO sebut 2 gejala ini bisa jadi tanda penderita virus corona (TribunTernate)

Bak Petir Disiang Bolong, WHO Kembali Temukan Gejala Baru Virus Corona! Bukan Kondisi Fisik, Ternyata Gangguan Psikis Ini Bisa Jadi Ciri-cirinya

SajianSedap.com - Setelah ada 6 gejala baru Covid-19 yang digaungkan WHO, virus corona disebut miliki 2 lagi tanda gejala positif.

Pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan mengenai gejala baru virus corona Covid-19.

Tak hanya menyerang kesehatan fisik, virus corona Covid-19 juga bisa menyerang sisi psikis.

Sebelumnya, gejala-gejala umum yang muncul pada orang yang terinfeksi virus corona yakni demam, sesak napas, batuk, flu, dan dapat juga tidak tampak gejala.

Dilansir dari Metro.co.uk, Senin (18/5/2020), saat ini WHO telah menyatakan bahwa kesulitan berbicara dan kurangnya gerakan juga dapat jadi gejala covid19.

Baca Juga: Roasted Fish Cake with Made from Ground Catfish, A Perfect Snack For Leisure Time!

Baca Juga: Recipe of Fried Tahu with Petis Filings, A Tasty Late-Night Snack!

"Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang"

"Dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus,"ujar pakar WHO.

Gejala Baru Virus Corona

Sementara itu, WHO juga menjelaskan bahwa gejala serius dari terinfeksi virus corona yakni kesulitan/sesak napas, nyeri di dada, dan kehilangan kemampuan berbicara/gerak.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kesulitan dalam berbicara juga bisa menjadi tanda dampak virus corona dan pada kesehatan mental.

Peneliti di Orygen dan La Trobe University di Melbourne melaporkan, beberapa pasien telah mengalami episode psikotik sebagai akibat dari virus corona.

Dr Ellie Brown, penulis utama studi ini, menggambarkan Covid-19 sebagai pengalaman yang membuat stres bagi semua orang, terutama mereka yang memiliki kebutuhan kompleks.

Baca Juga: Profesor Asal Indonesia Ungkap Prediksi Akurat Soal Virus Corona yang Tidak Akan Berakhir dalam Waktu Dekat, Ada Apa?

Baca Juga: Teka Teki Asal Mula Virus Corona Akhirnya Mulai Terjawab, Benarkah Produk dari Laboratorium di China?

Menurutnya, menghabiskan waktu yang lama dalam isolasi atau tanpa kontak keluarga dapat memicu tekanan psikososial yang substansial, yang menyebabkan episode psikosis.

Pasien juga dapat mengalami gejala seperti halusinasi, pikiran yang terganggu, atau mendengar suara.

Profesor Richard Gray, peneliti lainnya mengatakan mereka yang mengalami psikosis membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menangani pandemi.

"Ini adalah kelompok yang mungkin akan membutuhkan lebih banyak dukungan, dengan isolasi, jarak fisik, mencuci tangan, dan lainnya."

"Dokter mungkin adalah orang-orang yang perlu berpikir dan bekerja pada hal penanganan pandemi untuk membantu populasi yang rentan ini," ujar Richard.

Baca Juga: Nol Kasus Virus Corona, Begini Cara Unik Suku Baduy Tangani Covid-19, Jalani Hal Ini Selama 3 Bulan Lebih!

Baca Juga: Gejala Baru Virus Corona Bikin Ilmuwan Sampai Kebingungan, Pasalnya Hanya Dialami Pasien Covid-19 di Indonesia, Apa Itu?

Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini

WHO

Di sisi lain, para peneliti juga melaporkan ada sejumlah pasien yang mengalami gejala neurologis.

Dikutip dari The Conversation Jumat (24/4/2020), beberapa penelitian melaporkan bahwa lebih dari sepertiga pasien menunjukkan gejala neurologis.

Gejala neurologis pun akhirnya dimasukkan kedalam daftar baru gejala virus corona lainnya.

Beberapa penelitian terbaru telah mengidentifikasi adanya gejala neurologis pada kasus Covid-19.

Mereka membahas mengenai gejala diamati pada individu.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi, Obat Virus Corona Buatan Indonesia Disebut Bakal Dijual Bebas! Catat Bulannya

Baca Juga: Bak Angin Segar, Pemerintah Menjamin Seluruh Warga yang Terdampak Virus Corona Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gratis!

Beberapa laporan menggambarkan pasien Covid-19 yang menderita sindrom Guillain-Barré.

Sindrom Guillain-Barré adalah gangguan neurologis di mana sistem kekebalan tubuh merespons infeksi dan akhirnya menyerang sel-sel saraf yang salah.

Hal ini mengakibatkan kelemahan otot dan akhirnya lumpuh.

Gangguan Neurologis

Studi kasus lain telah menggambarkan ensefalitis Covid-19 yang parah (peradangan dan pembengkakan otak) dan stroke pada orang muda yang sehat dengan gejala Covid-19 ringan.

Sementara itu, China dan Perancis juga telah menyelidiki prevalensi gangguan neurologis pada pasien Covid-19.

Baca Juga: Otopsi Jenazah Pasien Corona, Peneliti ini Menemukan Hal yang Sangat Mengejutkan, Ada Apa?

Baca Juga: Negara Lain Lakukan Berbagai Upaya Cegah Virus Corona, Negara ini Malah Menyadap Handphone Warganya Sendiri, Untuk Apa?

Penelitian ini menunjukkan, sebanyak 36 persen pasien memiliki gejala neurologis.

Banyak dari gejala ini ringan dan termasuk hal-hal seperti sakit kepala atau pusing yang dapat disebabkan oleh respons imun yang kuat.

Gejala lain yang lebih spesifik dan parah juga terlihat dan termasuk hilangnya bau atau rasa, kelemahan otot, stroke, kejang dan halusinasi.

Gejala-gejala ini terlihat lebih sering pada kasus virus corona yang parah.

Dengan perkiraan mulai dari 46 persen hingga 84 persen dari kasus yang parah menunjukkan gejala neurologis.

Baca Juga: Bisa Jadi Salah Satu Sarana Penularan Virus Corona, Ternyata Pasar Tetap Diizinkan Beroperasi Selama PSBB! Ini Syarat yang Harus Dipenuhi

Baca Juga: Waspada! Dokter Kembali Temukan Gejala Baru Virus Corona di Indonesia, Bukan Pada Pernafasan Tetapi Terjadi Hal Tak Biasa di Organ Ini

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Setelah Ada 6 Gejala Baru, Virus Corona Miliki 2 Tanda Positif Lain: Halusinasi Hingga Sulit Bicara