Dirinya pertama kali mengetahui kasus tersebut pada 2009.
"Kinem dalam keadaan hamil, waktu itu kita juga berikan bantuan susu dan relawan memberikan bantuan juga.
Kemudian viral lagi pada 2019, sampai Dinas Kesehatan Provinsi turun.
Sebenarnya sejauh mana usaha kita menangani," ungkapnya.
Lanjut Moko, sudah ada upaya melakukan operasi terhadap penyakit kanker yang dialami Kinem.
"Waktu itu sanggup dilakukan operasi.
Kita sanggup juga mengikuti prosedur mengantar sampai rumah sakit di Boyolali.
Dicek seluruh kondisi fisik tapi di Boyolali tidak memungkinkan.
Akhirnya dirujuk ke rumah sakit Solo.
Kami juga siap untuk mengantar.
Pertama baru pemeriksaan, kemudian dijadwalkan operasi di sana.
Kita antarkan, tapi kondisi Kinem drop, akhirnya suami minta dibawa pulang," terang Moko.
Dengan pernyataan suami Kinem yang mengaku belum menerima sama sekali bantuan dari beberapa relawan, Moko pun turut menyayangkan hal tersebut.
"Apa yang disampaikan yang bersangkutan, sangat disayangkan," pungkasnya. (Ais)