Biasanya, pria di atas 50 tahun dan wanita di atas 65 tahun paling rentan alami serangan jantung.
Namun, sekarang umur tak bisa dijadikan patokan.
Pasalnya, mereka yang berusia di bawah 50 tahun pun rentan mengalami serangan jantung.
Menurut ahli jantung Luke Laffin, salah satu faktor risiko terbesar adalah meningkatnya penderita diabetes tipe 2 di kalangan orang muda.
Ada tiga faktor utama penyebab meningkatnya penderita diabetes tipe 2.
Pertama, pola makan keliru dan konsumsi makanan olahan yang terlalu sering. Kedua, obesitas, ini termasuk skinny fat.
Ketiga, gaya hidup pasif atau menurunnya aktivitas fisik.
Menurut Laffin, terlalu sering menggunakan waktu untuk bermain ponsel membuat banyak orang menurunkan aktivitas fisik dalam beberapa dekade terakhir.
Pergeseran gaya hidup ini pun yang membuat para ahli terkejut dengan fakta meningkatnya serangan jantung di kalangan muda.
"Kebiasaan buruk ini mulai di masa kanak-kanak hingga sekarang. Perlu ada perhatian pada betapa pentingnya pencegahan dan melakukan perubahan," kata Dr Laffin, seperti diberitakan Kompas.com (28/4/2019).
Sementara itu, dr Ratih Fabriani, dokter jantung di Rumah Sakit Universitas Indonesia, pernah mengungkap bahwa serangan jantung makin banyak diderita orang yang berusia 30 tahunan.
Banyak juga penderita jantung yang sebelumnya tampak sehat, bugar, dan tidak memiliki riwayat penyakit apa pun dalam keluarganya.
"Banyak juga pasien-pasien saya usia 30 tahun, 32 tahun sudah mengalami toleransi glukosa terganggu. Kalau normalnya kurang dari 100, ini sudah 110-120," kata Ratih, diberitakan Kompas.com (5/7/2019).
Sama seperti Laffin, Ratih pun menduga bahwa pergeseran usia penderita jantung dikarenakan pola konsumsi masyarakat yang berubah.
Makanan dan minuman manis yang berlebihan bisa menambah risiko seseorang terkena penyakit jantung.